Bringing the Nation’s Husband Home - Chapter 950

Bab 950: Kesimpulan (1)

Penerjemah: Editor Paperplane: DarkGem

Song Xiangsi berdiri diam. Setelah menunggu siapa yang tahu berapa lama, dia akhirnya melihat lampu kantor Xu Jiamu mati. Kemudian setelah sekitar lima menit, dia melihatnya keluar dari menara Xu Enterprise.

Keamanan menyerahkan kunci mobilnya, dan membantunya membuka pintu mobilnya. Dia turun ke kursi, dengan cepat menyalakan mobil, dan pergi.

Mobil Xu Jiamu tidak terlihat, namun Song Xiangsi masih berdiri agak jauh. Tiba-tiba, dia kembali sadar ketika telepon di sakunya berdering.

Jiang Licheng menelepon untuk memeriksa mengapa dia belum pulang.

Ketika Song Xiangsi menutup telepon, dia melirik pada saat itu. Sekarang sudah lewat tengah malam. Dia berdiri di sana, secara tak terduga, selama dua jam, dan pada waktu itu, dia hanya melihat bayangannya hanya sepuluh detik.

Masih ada tiga belas jam sebelum dia harus kembali ke Amerika.

Sebelum itu, dia setidaknya harus bertemu dengannya. Meskipun itu hanya pandangan sekilas dari kejauhan, itu masih sesuatu yang layak untuk dibanggakan, bukan?

–

Song Xiangsi kembali ke apartemen Su Yuan hampir pukul satu dini hari. Jiang Licheng tertidur di sofa. Ketika dia mendengar suara bel pintu, dia langsung bangun. Dia mengerutkan alisnya ketika dia melihat Song Xiangsi yang kelelahan. “Kenapa kamu kembali begitu terlambat?”

“Tidak ada alasan.” Song Xiangsi dengan tenang menggelengkan kepalanya, lalu menuju kamar tidur. Dia membuka pintu, dan melirik Little Red Bean tidur nyenyak di tempat tidur, lalu diam-diam menutup pintu. “Aku benar-benar minta maaf membuatmu tinggal bersama Little Red Bean begitu lama hari ini.”

“Ini tidak masalah.” Jiang Licheng mengambil jaketnya, bangkit, dan tepat ketika dia berjalan ke pintu masuk untuk mengganti sepatunya, siap untuk pergi, dia menambahkan, “Apakah kamu semua penuh?”

“Ya.” Song Xiangsi mengangguk datar.

“Kalau begitu aku akan datang dan menjemput kalian besok jam sebelas.”

Setelah Song Xiangsi melihatnya keluar, dia jatuh ke sofa. Dia menatap lampu-lampu berkilauan di luar jendela, dan merasa tertekan oleh hatinya yang berat.

–

Song Xiangsi nyaris tidak tidur malam itu. Little Red Bean bangun sebelum jam tujuh, jadi dia makan sarapan dengannya dan bermain dengannya sebentar sebelum dia mulai mengepak kopernya.

Dia telah tinggal di China selama tidak lebih dari sebulan, dan sepertinya dia telah membeli begitu banyak barang. Dia memasukkan semuanya ke dalam tiga koper penuh sebelum akhirnya selesai.

Pukul sebelas, Jiang Licheng mengetuk pintu tepat waktu. Dia pertama-tama menurunkan koper-kopernya, lalu naik kembali untuk membawa Little Red Bean.

Jalan menuju bandara jelas. Mereka tiba di bandara pada pukul dua belas sampai dua belas, kemudian melalui check-in dan pemeriksaan bagasi. Tepat sebelum pemeriksaan keamanan, Song Xiangsi menerima tiket pesawatnya. Dia melirik ke belakang, tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Xiangsi? Xiangsi? “Setelah melewati pemeriksaan keamanan, Jiang Licheng melihatnya membeku di tempatnya dan tidak bisa menahannya,” Apa yang ada di pikiranmu? ”

Song Xiangsi tersentak kembali ke akal sehatnya dan menggelengkan kepalanya padanya. Dia menyerahkan paspor, kartu identitas, dan tiket pesawat.

–

Little Rice Cake telah merajuk sejak dia pulang kemarin. Dia tidak benar-benar makan malam, dan telah duduk di ruang bermain sejak pagi. Tidak peduli bagaimana Qiao Anhao dan Madam Chen mencoba menghiburnya, dia hanya akan diam-diam bermain dengan balok kayunya.

Keesokan harinya, Kue Nasi Kecil seperti biasanya. Dia bangun pagi-pagi, mengetuk kamar Qiao Anhao dan Lu Jinnian, lalu menangis agar mereka bangun dan membawanya ke taman kanak-kanak.