Bringing the Nation’s Husband Home - Chapter 89

Penerjemah: Editor Paperplane: DarkGem

Meskipun Lu Jinnian tampak tenang menonton TV, perhatiannya sebenarnya pada Qiao Anhao, yang duduk di sampingnya. Dia jelas bisa merasakan keletihan dan kegelisahannya. Ketika dia memegang cangkir di tangannya pada awalnya, dia tampak baik-baik saja. Tetapi ketika dia menghabiskan airnya, itu seperti seseorang telah menekan titik-titik tekanannya. Bahkan napasnya tampak teliti.

Jauh di lubuk hati, Lu Jinnian merasakan kekalahan yang kuat. Dia menatap TV dengan kesal untuk beberapa saat. Tiba-tiba, dia berdiri dan berkata tanpa sedikit pun emosi, “Aku akan memeriksa untuk melihat apakah sudah selesai menyalin.”

Lalu dia pergi.

Ketika Lu Jinnian meninggalkan ruangan, rasanya seperti gunung raksasa terangkat dari bahu Qiao Anhao. Dia akhirnya bisa bernapas dengan normal. Mengangkat tangannya, dia menepuk dadanya dan menarik napas panjang. Seluruh tubuhnya rileks dan lemas di sofa dan dia mulai menonton TV.

Saat itu, presenter TV membuat lelucon. Meskipun Qiao Anhao tidak berani tertawa keras, dia tidak bisa menahan diri untuk mengerucutkan bibirnya.

Duduk di belakang meja, Lu Jinnian menerima setiap gerakan Qiao Anhao. Dia sedikit terkejut sesaat. Dengan cepat, dia menenangkan diri dan mengalihkan pandangannya ke mesin fotokopi.

–

Qiao Anhao takut ketika Lu Jinnian kembali, itu akan menjadi canggung, jadi dia pikir dia mungkin juga menutup matanya dan pura-pura tidur.

Ruangan itu sunyi. Selain suara mesin fotokopi, tidak ada lagi yang bisa didengar.

Qiao Anhao menutup matanya. Pikirannya berpacu dengan pikiran liar, tetapi pada akhirnya, dia tertidur dengan linglung.

Setelah salinan selesai, Lu Jinnian menyusun kembali naskah Qiao Anhao. Dia berjalan kembali ke ruangan dengan itu untuk menemukan dia berbaring bengkok di sofa, sudah tidur.

Langkah Lu Jinnian terhenti. Dia berdiri di sana untuk sementara waktu, lalu kembali ke kamar dan mengambil selimut, yang dengan lembut dia menepi.

Qiao Anhao tertidur lelap. Dia tidak merasakan apa-apa.

Lu Jinnian menatap wajahnya yang cantik dan tertidur untuk beberapa waktu. Tangannya mengulurkan tangan untuk menyentuh lembut wajahnya. Saat dia hanya beberapa inci dari menyentuh kulitnya, dia berhenti di jalurnya. Jari-jarinya menggantung di udara untuk sementara waktu. Setelah banyak pertimbangan, tangannya dengan lembut dan lembut membelai pelipisnya, sebelum dia dengan cepat menarik diri. Dia berdiri dan kembali ke kamarnya.

Karena Qiao Anhao tidur dalam posisi yang tidak nyaman di sofa, dia bangun setelah lebih dari satu jam. Ketika dia membuka matanya, dia melihat sekeliling ruangan dengan bingung. Kenangan di mana dia dilarikan kembali, dan pada saat itu, dia menjadi benar-benar terjaga.

Dia perlahan bangkit dari sofa.