Bringing the Nation’s Husband Home - Chapter 845

Bab 845: Berakhir （6）

Penerjemah: Kingbao Editor: DarkGem

Tapi lalu bagaimana?

Cheng Yang tidak pernah terganggu oleh masa lalunya, dia hanya ingin memikirkan masa depan mereka.

Baru-baru ini, meskipun dia belum menghubunginya, dia masih akan memikirkannya dan merawatnya. Dia hanya ingin mencari tahu apakah dia ada di hatinya …

Tetapi siapa yang tahu bahwa ini akan terjadi?

“Xiaxia …” gumam Cheng Yang, suaranya tercekat.

Qiao Anhao berlutut di sampingnya, terisak di dada Lu Jinnian. Tangannya mengepal kemejanya, mengikisnya menjadi berantakan.

Setelah beberapa lama, perutnya mulai sakit, rasa sakit menyebabkan dia menggigil tak terkendali di lengan Lu Jinnian.

Di luar “Malcolm selama Seratus Tahun”, ambulans bisa didengar.

–

Ketika Xu Jiamu dan Song Xiangsi meninggalkan kantor polisi, sudah jam 5 sore. Matahari telah terbenam dan jalanan dipenuhi dengan warna merah hangat.

Di kantor polisi mereka sibuk, tetapi sekarang setelah mereka keluar, mereka melihat teks dari Lu Jinnian yang memberi tahu mereka bahwa Qiao Anxia keluar dari bahaya tetapi masih tertidur. Cheng Yang ada di sana menjaganya tetapi belati itu telah menusuk ke dalam ovariumnya, karenanya, dia mungkin tidak akan pernah bisa hamil.

Masih ada sisa-sisa noda darah di wajah Xu Jiamu yang menonjol ketika wajahnya memucat. Han Ruchu sudah gila di ruang interogasi, menebasnya dengan gila-gilaan.

Xu Jiamu mengendarai mobil dengan tiket parkir ke kantor polisi.

Ketika mereka sudah dekat dengan itu, Song Xiangsi meliriknya, memperhatikan bahwa dia tidak tampak baik-baik saja. “Aku akan menyetir.”

Xu Jiamu ragu-ragu, berbalik untuk menatapnya, lalu menepi dan pergi ke kursi penumpang.

Song Xiangsi menyalakan mobil dan menuju ke jalan, menatap Xu Jiamu di belokan. Dia berbaring di kursi, matanya terpejam, ekspresi tenang di wajahnya.

Dia tidak pernah mengganggu istirahatnya. Ketika mereka sampai di tempat parkir bawah tanah apartemen Su Yuan, dia sudah membuka matanya. Dengan tenang, dia bertanya, “Apakah kita sudah sampai?”

Song Xiangsi menganggukkan kepalanya dan dia membuka pintu dan turun.

Ketika mereka kembali di apartemen, Xu Jiamu jatuh langsung ke sofa dan melindungi matanya dengan tangan.

Diam-diam, Song Xiangsi menatapnya sejenak sebelum menuangkan secangkir air padanya. Dia meletakkannya di atas meja kopi dengan lembut sebelum mendapatkan anak pertolongan pertama. Tepat ketika dia hendak meraih lengannya untuk mengobatinya, dia melihat air mata mengalir di wajahnya.

Song Xiangsi diam.

Keheningan menyelimuti ruangan itu, dan setelah sekitar setengah menit, Xu Jiamu mulai menangis pelan.

Setiap isakan yang dia ambil menusuk jauh ke dalam hati Song Xiangsi, mengirimkan denyut jantung yang dalam. Mengangkat tangannya, dia dengan ringan memegangi lengannya, meyakinkannya. “Tidak apa-apa, aku akan berada di sini untukmu.”

Dia ingin mengatakan bahwa dia akan selalu ada untuknya.

Tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa, dia hanya bisa berada di sana di paling rentan. Setelah itu baik-baik saja, dia harus pergi.

Karena, pada saat itu, dia tidak lagi dibutuhkan.