Assassin’s Chronicle - Chapter 470

Bab 470: Kualifikasi

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

“Yang Mulia, ini langkah yang berisiko,” kata lelaki tua itu pelan kepada Yolanthe.

Yolanthe mengerutkan kening. Dia menoleh ke Saulus dan bertanya, “Bagaimana menurutmu?”

“Ini pertama kalinya aku mendengar tentang Unit Bunglon, Yang Mulia,” kata Saul. “Aku tidak memenuhi syarat untuk memberikan pendapat.” Dia berhenti dan tersenyum. “Namun, aku bisa membicarakan masalah ini dari sudut lain. Douminge telah melayani Scarlet, dan dia adalah salah satu penyihir paling kuat di dunia. Mantra petirnya adalah mimpi buruk bagi semua lawannya. Anfey mungkin dua- Disiplin, tapi … “Suara Saul menghilang. Jelas, dia tidak berpikir Anfey cukup berkualitas untuk menghadapi Douminge.

“Scarlet memiliki Armor Tertinggi,” tambah pria tua itu. “Meskipun itu berperingkat setelah Armor Azure, itu masih bukan ide yang baik untuk meremehkannya.” Pria tua itu berhenti dan mendesah. “Aku pernah melihat armor itu sebelumnya. Satu-satunya tempat yang tidak dilindungi oleh Supreme Armor adalah matanya.”

Yolanthe mengangguk tetapi tidak mengatakan apa-apa.

“Jika Douminge ada di sana, bahkan jika Anfey bisa mendekati Scarlet, dia hanya akan memiliki satu kesempatan. Scarlet adalah ksatria perak senior. Dia tidak akan duduk dan menunggunya.”

“Douminge juga bukan satu-satunya yang melindunginya,” kata Saul. “Jika Manstuly atau Fernando ada di sana … yah, aku percaya bahwa tidak ada yang bisa membunuhnya jika dia dilindungi oleh begitu banyak kekuatan tingkat atas.”

“Aku setuju, Yang Mulia,” kata pria tua itu. “Kami tidak bisa menggunakan Chameleon Unit sekarang. Jika Anfey gagal, unit itu akan terbuka. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi.”

“Kita semua sudah tua sekarang,” kata Yolanthe sambil menghela nafas. “Masa depan Kekaisaran Maho terletak di tangan generasi muda. Jika kita tidak dapat memberikan bantuan, yang bisa kita lakukan adalah mendorong mereka.”

“Maksud Anda…”

“Ceritakan pada Anfey tentang ini,” kata Yolanthe. “Aku ingin dia membuat keputusan sendiri.”

“Bagaimana jika dia bersikeras membunuh Scarlet?”

“Kalau begitu kita biarkan dia.”

“Ini terlalu berisiko!”

“Kita semua melakukan hal-hal berisiko ketika kita masih muda, bukan?” Kata Yolanthe, menggelengkan kepalanya. “Anfey bukan seseorang yang akan terburu-buru mengambil keputusan. Aku percaya dia akan merencanakan setiap langkahnya sebelum berkomitmen untuk rencana itu.”

Saul dan lelaki tua itu menghela nafas dan mengangguk.

Di White Mountain City, Sam membawa seorang pria ke ruang pertemuan untuk bertemu Anfey. Pria paruh baya yang disebut Burung Kecil, Sam berjalan ke kamar dan mengangguk pada Anfey.

“Ini orang yang bisa membuat keputusan?” Anfey bertanya pada Sam. White Mountain City telah membuka kembali rute perdagangannya dan menjadi sibuk kembali. Para pedagang dan tentara bayaran telah bentrok beberapa kali sejak pembukaan kembali rute. Investigasi menunjukkan bahwa para pedagang tidak melakukan kesalahan: Tentara bayaran telah memulai pertengkaran. Alice ingin menghukum mereka, tetapi dia perlu menjalankan keputusan oleh Anfey.

Sam mengangguk. “Ini Lord Robert,” kata Sam. “Lord Robert, ini adalah kepala League of Mercenaries, Lord Anfey.”

“Duduk,” kata Anfey.

“Saya sudah mendengar desas-desus,” kata Robert, “tentang kekasaran Anda, Tuan.”

“Kau tidak begitu penting,” kata Anfey sambil mengangkat bahu. “Kamu seorang tamu. Bukankah wajar bagimu untuk menghormatiku?”

“Kekasaran seperti itu tidak akan memberi Anda rasa hormat, Tuan.”

“Siapa pun yang memperlakukan saya dengan hormat, saya akan memperlakukan dengan hormat,” kata Anfey. “Duduk.”

Robert menghela nafas. “Apakah benar kamu memiliki Warisan Suci?”

Anfey memandang Robert dengan cemberut. “Apakah kamu menanyaiku?”

“Tidak,” kata Robert. “Ini pertanyaan yang perlu aku jawab. Sangat penting untuk responsku.”

Anfey mengerjap, lalu mengangguk.

Robert mengangguk. Dia duduk dan membubarkan Sam. Menyadari bahwa Robert ingin berbicara sendiri, Anfey melambaikan tangannya untuk membubarkan tentara bayaran. Kumaraghosha mengangguk padanya dan membawa tentara bayaran keluar dari ruangan.

Kumaraghosha berdiri di luar ruangan ketika dia melihat Alice bergegas. Dia tersenyum padanya dan akan mendorong membuka pintu.

“Tunggu,” Kumaraghosha memanggil. “Tuan Anfey ingin sendirian, Nyonya.”

“Mengapa?” Alice bertanya. Ini adalah pertama kalinya seseorang menghentikannya dari melihat Anfey karena dia, seperti Christian, tidak perlu melaporkan sebelumnya untuk bertemu dengan Anfey.

“Dia berbicara dengan Rangers, Nyonya,” kata Kumaraghosha.

“Aku mengerti,” kata Alice. Meskipun Anfey tidak banyak bicara tentang Rangers, Alice tahu betapa pentingnya mereka bagi dirinya.

“Apakah kamu ingin menunggu di sini, Tuan Putri? Atau kembali lagi nanti?” Kumaraghosha bertanya.

“Lord Anthony punya tamu penting,” kata Alice sambil mengerutkan kening. “Anfey perlu menyapa tamu itu sendiri.”

“Siapa ini?” Kumaraghosha bertanya, penasaran. Biasanya dia tidak akan usil, tapi dia peduli pada Alice.

Alice melihat sekeliling dan berbisik ke telinga Kumaraghosha, “Batusimon mengirim seseorang. Mereka ada di rumah Lord Anthony sekarang.”

“Jadi kelompok tentara bayaran Storm ingin bergabung dengan Liga juga?” Kumaraghosha bertanya. Liga telah menjadi rumah baru Kumaraghosha dan dia sangat peduli dengan kesehatannya.

“Mungkin,” kata Alice sambil tersenyum. “Mungkin mereka punya rencana lebih lanjut. Siapa yang tahu? Kumaraghosha, kamu terlalu mudah memercayai orang.”

Kumaraghosha tersenyum. “Nona saya bijak.”

Alice menggelengkan kepalanya. “Apa yang aku katakan sebelumnya? Perlakukan aku seperti kamu akan seorang saudara perempuan.”

“Ah … ya, Nyonya.”

Alice memutar matanya. Dia melihat Kumaraghosha sebagai kakak laki-laki, tetapi jelas Kumaraghosha tidak melihatnya sebagai saudara perempuan.

“Kenapa aku tidak bicara dengan Lord Anfey?” Kumaraghosha bertanya.

“Tidak perlu,” kata Alice. “Rangers sama pentingnya. Aku akan menunggu.”

Menunggu lebih lama dari yang diharapkan Alice. Dia bosan dan pergi untuk menjalankan beberapa tugas lainnya. Pada saat Kumaraghosha mengirim seseorang untuk menjemputnya, hari sudah senja.

Karena Anfey sangat tertarik pada Rangers, Alice juga tertarik pada mereka, tetapi dia tidak ingin terlihat menjangkau di atas posisinya.

Alice berjalan ke ruang pertemuan, dan perhatiannya beralih ke orang asing itu. Dia merasa bahwa dia tampak akrab, tetapi dia tidak ingat di mana dia bertemu dengannya sebelumnya. Kembali ketika dia kembali di Shansa Empire, dia akan bertemu ratusan orang setiap hari. Tidak mengherankan dia tidak ingat siapa Robert.

“Apakah kamu saling kenal?” Anfey bertanya.

“Dia terlihat familier,” kata Alice.

“Tidak,” kata Robert, menggelengkan kepalanya. “Hanya … dia sangat mengingatkanku pada Putri Shansa. Aku hampir membuat kesalahan.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.