Assassin’s Chronicle - Chapter 412

Bab 412: Cermin

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Pertarungan akhirnya berakhir. Para tentara bayaran membunuh semua prajurit yang menjaga gerobak pasokan, dan satu-satunya yang mereka tinggalkan adalah jenderal. Para tentara bayaran belajar betapa kuatnya mereka ketika mereka bersatu. Kelompok tentara bayaran sendiri tidak akan mampu mencapai ini.

Sementara tentara bayaran membersihkan medan perang, Anfey duduk di samping salah satu gerobak dan menatap pedang api. Beberapa ide baru datang kepadanya selama pertarungan. Dia tidak tahu apakah dia benar, dan bertentangan karena ini. Kontrolnya atas elemen-elemennya adalah amatir: dia tidak punya waktu untuk membuat kesalahan dan memulai lagi.

“Tuan, Joseph ingin bertemu denganmu,” Ozzic berjalan mendekat dan berkata.

“Joseph?” Tanya Anfey, menepis pedang.

“Orang-orang itu,” kata Ozzic, menunjuk tentara bayaran.

Para tentara bayaran tidak pergi ketika Ozzic, Orsie, dan Shinbella menyerang gerobak pasokan. Di satu sisi adalah tentara yang membantu mereka. Di sisi lain adalah tentara bayaran seperti mereka. Mereka tidak tahu siapa yang harus ditolong dan memilih untuk mengamati pertarungan daripada mengambil bagian di dalamnya. Setelah pertarungan berakhir, tentara bayaran ingin pergi, tetapi pemimpin memilih untuk berbicara dengan Ozzic daripada melarikan diri.

Menurut rencana, Ozzic seharusnya pergi menemui Anfey. Tentara bayaran bersikeras untuk datang dengan Ozzic setelah mendengar ke mana dia pergi. Ozzic meninggalkan beberapa anak buahnya dan beberapa penyihir Blavi untuk mengawasi tentara bayaran. Ozzic menyuruh para penyihir untuk menjaga Eye of the Sky di sepanjang pertempuran karena dia ingin menunjukkan pada tentara bayaran seberapa kuat Anfey dan Suzanna.

Jelas, rencana Ozzic berhasil untuknya.

Ozzic melambaikan tangannya, dan beberapa saat kemudian, Ye berjalan dengan seorang pria paruh baya. Pria itu terlihat sangat sopan dan sedikit takut. Melihat pertarungan kekuatan tingkat atas sangat jarang dan menakutkan bagi seseorang yang belum pernah menyaksikan kekuatan kekuatan tingkat atas.

“Pak!” pria itu berlutut dan berkata. “Maafkan kecerobohanku. Setelah Tuan Ozzic, Nyonya Shinbella, Tuan Orsie, Tuan Blavi, Tuan Riska …”

“Tidak apa-apa,” kata Anfey, melambaikan kepalanya. Dia memahami keprihatinan Joseph. Jika dia merindukan seseorang, itu bisa membuat hidupnya lebih sulit. “Berdiri.”

Joseph ragu-ragu dan melirik Ozzic. Ozzic menjilat bibirnya dan berkata, “Kamu harus mengikuti perintahnya, Joseph. Terutama jika perintah itu dapat menimbulkan konflik dengan orang lain, kamu harus mengikuti perintah itu. Mengerti?” Anfey bukan satu-satunya orang yang bisa memberi perintah dalam aliansi. Alice dan Christian memiliki otoritas yang sama dengannya. Namun, Ozzic sangat menghormati Anfey dan ingin memastikan bahwa Anfey adalah otoritas tertinggi dalam aliansi.

Joseph mengangguk dan bangkit berdiri. Dia tahu Ozzic mengatakan kepadanya bahwa dia harus selalu memihak Anfey ketika perintahnya bertentangan dengan perintah lain. “Saya melihat masa depan yang hebat untuk aliansi itu, Tuan,” kata Joseph. “Saya menghormati kekuatan dan tujuan Anda. Jika Anda mengizinkan, saya ingin berkontribusi pada bangsa ini juga. Saya bersumpah …”

Suzanna, melihat Joseph dan ingin memahami apa yang sedang terjadi, berjalan diam-diam. “Kamu juga harus mengikuti perintah Lady Suzanna,” Ozzic memotong ketika dia melihat Suzanna. Meskipun dia tampaknya bertentangan dengan dirinya sendiri, Anfey dan Suzanna pada dasarnya adalah orang yang sama dan biasanya akan memberikan urutan yang sama.

Joseph berkedip. Dia ingin bersumpah kesetiaannya kepada Anfey, tetapi penampilan Suzanna membuatnya bingung.

Suzanna mengangguk ke arah Joseph tetapi tidak mengatakan apa pun kepadanya. Dia menoleh ke Anfey dan berkata, “Kamu terlihat lelah.”

“Aku baik-baik saja,” kata Anfey. “Joseph?”

“Ya pak.”

“Berapa banyak tentara bayaran yang kamu miliki?”

“Tiga ratus empat puluh satu,” kata Joseph sambil mendesah. Dia tahu bahwa anak buahnya akan dibagi.

Anfey mengerutkan bibirnya. Dia tahu dia mungkin harus membagi tentara bayaran itu, tetapi akan lebih baik untuk memberikan Joseph pasukannya sendiri. “Kamu akan menjadi pasukan kedelapan dari aliansi,” kata Anfey. “Kamu adalah komandan pasukan. Pergi, bicaralah dengan pasukanmu. Kami akan merawat mereka.”

“Ya pak!” Kata Joseph. Hasil ini lebih baik daripada yang bisa diharapkannya.

“Bagus untukmu,” kata Ozzic sambil tertawa, menggenggam bahu Joseph. “Sama seperti aku.”

“Terima kasih, Tuan Ozzic,” kata Joseph. “Dan Lord Ye, terima kasih.”

Mata Ye melebar dan dia mundur selangkah. Dia hanya asisten Ozzic dan merasa bahwa dia tidak boleh dibicarakan dalam nafas sebagai Ozzic.

“Dia tidak memiliki tulang punggung,” komentar Suzanna dengan cemberut.

“Backbone tidak selalu merupakan yang terbaik,” kata Anfey. “Lebih baik untuk mengenali dan beradaptasi.”

“Tapi kamu harus memiliki tulang punggung untuk menjadi seorang komandan,” kata Suzanna, menggelengkan kepalanya. “Dia akan bergabung dengan kita hari ini. Siapa yang tahu dia akan bergabung dengan siapa besok?”

“Kamu pikir dia akan bergabung dengan orang lain?”

“Mungkin tidak sekarang, tapi siapa yang tahu?”

“Nyonya Suzanna benar,” kata Ozzic buru-buru. “Kita harus hati-hati, Tuan!”

“Oh, hentikan, Ozzic,” kata Anfey sambil tertawa. “Aku tahu siapa kamu.”

Ozzic menggosokkan kedua tangannya dengan canggung, tetapi Ye tersenyum di belakangnya. Jika Anfey mengabaikan Ozzic, itu berarti Ozzic telah menjengkelkannya. Tapi Anfey mengatasinya, artinya Anfey tahu Ozzic dan mau mempercayainya.

“Aku serius!” Kata Suzanna. Aliansi itu sama pentingnya bagi dia seperti halnya bagi Anfey. Dia tidak suka orang tanpa tulang punggung, dan dia ingin memperingatkan Anfey. Thompson juga bergabung dengan mereka secara sukarela, tetapi dia lebih menyukai Thompson daripada Joseph.

“Kami tidak akan memberinya kesempatan untuk mengkhianati kami,” Anfey berjanji padanya. “Plus, siapa bilang kita akan menemui kesulitan?”

Suzanna menghela nafas tetapi tidak mengatakan apa pun.

Anfey terbiasa melakukan hal-hal sendirian. Dia terbiasa bertanggung jawab hanya untuk dirinya sendiri dan tidak memiliki pengalaman mengendalikan sejumlah besar orang. Anfey percaya dan mengandalkan Ozzic karena dia tahu dia bisa belajar banyak hal dari Ozzic dan bisa memastikan stabilitas dalam aliansi. Menghukum Ozzic hanya akan membuat tentara bayaran lainnya kurang percaya.

Thompson bergegas. Dia melihat mereka dan menghela nafas. “Aku terlambat!” dia mengeluh dengan keras.

“Terlambat untuk apa?”

“Perkelahian!” Kata Thompson. “Aku tidak percaya aku merindukan penampilan kekuasaan Lady Suzanna dan Lord Anfey.” Thompson lebih pintar berbicara manis daripada Ozzic, dan rasanya sangat alami ketika itu datang dari dia.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.