Assassin’s Chronicle - Chapter 351

Bab 351: Sangat Ketakutan

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Anfey memiliki senyum main-main di wajahnya. Dia melirik kardinal di seberangnya. Dia mengambil buku itu dari Suzanna.

Ozzic mendapat respons tercepat. Dia melihat bahwa Anfey tidak menunjukkan rasa hormat kepada kardinal. Dia segera bangkit dan menendang bahu tentara bayaran terdekat dan memarahi, “Kalian bangunkan!”

Kenyataannya, sebagian besar tentara bayaran tidak bersyukur, paling tidak untuk pendeta. Tentara bayaran membutuhkan bantuan para imam setelah perkelahian hebat atau ketika terluka, tetapi mereka tidak pernah setuju untuk bergabung dengan Gereja Cahaya. Dengan kata lain, mereka memperlakukan imam dengan baik ketika mereka dibutuhkan, tetapi memperlakukan mereka dengan buruk ketika mereka tidak dibutuhkan.

Namun, kebenaran biasanya ditemukan ketika melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Tentara bayaran memiliki keprihatinan mereka. Mereka tidak ingin berkomitmen pada Gereja Cahaya untuk membalas budi. Itu harga yang harus dibayar. Selain itu, mereka membayar para imam untuk mengobati luka-luka mereka dengan koin emas atau kristal ajaib. Gereja Cahaya bukanlah amal, jadi mereka tidak akan melakukannya secara gratis. Orang-orang harus membayar untuk mendapatkan layanan mereka. Tidak ada yang mau bekerja secara gratis, bahkan budak. Jika bahkan budak berharap mendapat imbalan dari tuannya atas kerja keras mereka, maka pastilah para imam juga. Tentara bayaran menghasilkan uang dengan cara yang sulit. Mereka mempertaruhkan hidup mereka untuk sebagian besar tugas, seperti berburu kristal ajaib. Setelah bertobat ke Gereja Cahaya, mereka bahkan harus membayar untuk berdoa kepada para imam. Jika ada waktu mereka memperluas gereja atau mengubah imam, para pengikut Gereja Cahaya harus memberikan lebih banyak uang kepada gereja. Mereka harus mensponsori gereja untuk kesempatan berdoa, sambil menunjukkan hormat kepada para imam baru. Mereka tidak bisa mengabaikan situasi yang mana, yang tidak menyenangkan tentara bayaran.

Situasinya tampak berbeda dari sudut pandang para imam. Para imam adalah manusia, dan ingin menjalani kehidupan yang lebih baik. Tampaknya masuk akal untuk dibayar untuk meringankan rasa sakit orang. Dalam hal memperluas gereja dan menambah lebih banyak fasilitas, mereka tidak dapat meminta Paus untuk membayarnya. Tentu saja, mereka juga tidak akan membayar untuk itu. Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah meminta pengikut mereka untuk berkontribusi.

Sebagian besar masalah di dunia ini seperti ini — dengan apa yang benar atau salah. Konflik akan tetap ada tidak peduli apa.

Atas perintah Ozzic, tentara bayaran bangkit kembali satu demi satu. Getaran ramah yang mereka coba ciptakan telah menghilang. Tanpa mengetahui apa yang dipikirkan kardinal, mereka dapat mengatakan bahwa dia tampak sedikit gugup ketika Anfey mencoba membuka buku itu. Dia berkata dengan suara rendah, “Tuan, tolong kembalikan barang suci gereja saya! Jangan coba-coba. Tanpa restu Tuhan, tidak ada yang bisa membuka Bab Keselamatan itu.”

“Apakah ini benar-benar Bab Keselamatan?” Anfey tersenyum. Dia menunjuk buku itu, dengan Bab Keselamatan dibuka.

Kardinal itu tampak kaget, seperti halnya Anfey. Ketika Anfey membuka Bab Keselamatan, dia bisa merasakan Benih Cahaya yang ditanam Slanbrea di kepalanya mengalami perubahan besar. Anfey segera menutup Bab Keselamatan. Setelah beberapa saat, Seed of Light yang misterius menjadi sunyi.

“Bagaimana mungkin?” kardinal tergagap.

“Katakan, siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?” Kata Anfey dengan tenang. Dia menyerahkan buku itu kepada Suzanna dan berusaha menenangkan dirinya.

“Aku adalah kardinal wilayah Roland. Namaku Warner. Dengan kehendak Tuhan, aku di sini untuk menyelamatkan semua orang yang menderita. Tuan, sekarang giliranmu untuk memperkenalkan diri,” kata kardinal perlahan.

“Bukankah kardinal wilayah Roland Bergkamp?” Anfey memiliki ingatan yang luar biasa. Meskipun sudah lama mendengarnya, dia masih ingat apa yang Slanbrea katakan padanya.

“Apakah kamu kenal Tuan Bergkamp?” Kardinal Warner terkejut.

“Aku teman baik dengan Archpriest Slanbrea. Aku tahu kebanyakan kardinal. Meskipun aku tidak mengenal mereka secara pribadi, aku tahu nama mereka. Kenapa aku tidak mendengar tentang namamu?” Anfey menggertak. Dia begitu jeli sampai-sampai tidak ada perubahan yang bisa lepas dari matanya. Setiap perubahan wajah pada Cardinal Warner juga tidak luput dari pandangan Anfey. Dia tampak sedikit aneh ketika dia menyebut Bergkamp.

“Aku baru saja ditunjuk sebagai kardinal, jadi kamu belum pernah mendengar tentang aku sebelumnya,” jawab Kardinal Warner tanpa ragu, tetapi dia masih terlihat sedikit canggung untuk Anfey.

“Ok aku paham.” Anfey mengangguk. Wajahnya tiba-tiba menjadi sangat dingin dan dia berteriak keras, “Di daerah manakah kamu?”

Teriakan Anfey menembus jiwa orang lain. Ozzic dan yang lainnya di dekatnya ketakutan. Elizabeth bahkan menutup mulutnya dengan tangannya kalau-kalau dia berteriak. Kardinal Warner ketakutan dan gemetar. “Aku adalah kardinal wilayah Greenwich.” Setelah dia menjawab Anfey, dia menyadari ketidakkonsistenan dalam jawabannya. Dia menjelaskan dengan tergesa-gesa, “Yah, aku pindah ke wilayah Roland.”

“Sekarang kamu berbicara tentang luar negeri, ya?” Anfey berkata dengan dingin. “Bukankah Pulau Greenwich diambil alih oleh roh-roh maut?”

“Jika kamu tidak percaya padaku, kamu bisa datang dan melihatnya di St. Mountain,” kata Kardinal Warner dengan percaya diri.

“Kami dikelilingi oleh roh-roh maut sekarang dan kamu memintaku untuk pergi ke St. Mountain untuk memeriksanya? Kamu pikir kamu lucu? Aku minta maaf. Aku tidak punya waktu untuk itu.” Anfey sedikit melambaikan tangan. “Ozzic, dapatkan pembohong itu untukku.”

Ozzic terkejut sesaat sebelum dia bergegas ke kardinal itu dengan beberapa tentara bayaran lainnya. Mereka menahan Cardinal Warner ke tanah. Seorang tentara bayaran mengambil tali entah dari mana dan mengikat tangannya di belakang punggungnya.

“Tidak adil. Kamu menajiskan Tuhan. Kamu akan mendapat hukuman paling berat dari Tuhan. Aku memberitahumu,” teriak Kardinal Warner ketika dia berjuang, tetapi dia terlalu lemah untuk berjalan beberapa ratus meter dengan tongkatnya, tidak untuk menyebutkan melawan para tentara bayaran yang kuat. Para tentara bayaran segera mengikatnya.

“Terserah! Entah kamu bilang aku mencemarkan nama Tuhan atau ingin mengambil nyawamu demi kekayaanmu,” Anfey menepuk buku dengan Bab Keselamatan dan tersenyum, “Aku hanya pembohong di matamu.”

Teriakan Kardinal Warner tiba-tiba berhenti. Ketika Anfey disebutkan mengambil nyawanya untuk kekayaannya, ia diingatkan bahwa ia telah menyaksikan pertarungan berdarah di gereja untuk kitab suci dengan Bab Keselamatan. Bagaimana ini akan berakhir? Kardinal Warner tampak ketakutan dan hanya menatap Anfey.

“Ozzic, bawa dia dan ikuti aku,” kata Anfey dengan tenang. Dia menuruni tangga terlebih dahulu.

Setelah beberapa saat, Anfey dan kelompoknya tiba di kota bawah tanah. Mereka masuk melalui gang. Ada raungan menyeramkan dari suatu tempat di depan mereka. Itu terdengar seperti monster yang terperangkap dalam gelap. Para kurcaci dan gnome tampak seperti tidak ada yang salah. Paling-paling mereka tampak agak terganggu oleh raungan itu. Mereka sudah terbiasa dengan ini dan memperlakukannya hanya sebagai kebisingan.

Ketika Anfey dan kelompoknya berjalan ke gang, raungan tiba-tiba berhenti. Ada sangkar besi yang kuat sekitar dua ratus meter di depan mereka. Monster, atau lebih spesifiknya, zombie, berjongkok di sudut kandang. Ketika zombie melihat Anfey dan kelompoknya, dia memaksakan senyum pada mereka. Taring bermutasi tampak menakutkan, tetapi semua orang tampaknya mendapat ide bahwa zombie sedang mencoba untuk menyenangkan mereka.

Anfey terkekeh. “Dia telah belajar untuk menyenangkan kita. Tidak buruk, tidak buruk. Dia belajar dengan cepat.” “Tolong buka kurungannya untukku.”

Seorang kurcaci bergegas mendekat dan membuka kandang. “Ya Tuhan,” teriak Kardinal Warner. Dia menyadari apa yang akan dilakukan Anfey terhadapnya. Tubuhnya bergerak seperti ular sementara kakinya menendang. Sayangnya, perjuangannya tidak membantu sama sekali. Ozzic mendorongnya. Dia tidak hanya didorong masuk ke dalam kandang, tetapi juga jatuh ke tanah.

“Cardinal, sebentar lagi kamu tidak akan begitu takut.” Anfey menutup pintu perlahan. Dia tampaknya menyiksa Kardinal Warner dengan sengaja.

“Tidak.” Cardinal sangat ketakutan sehingga dia menangis dan hidungnya mengalir. Berpikir bahwa dia akan berubah menjadi zombie telah menghancurkannya. Dia berusaha merangkak seperti cacing ketika dia mencoba mengangkat satu kaki keluar dari kandang untuk menghentikan Anfey menutup pintu. “Jangan … Tolong. Aku akan memberikan semua yang kamu inginkan, semuanya.”

“Sopan santun. Pikirkan sopan santunmu,” Anfey tidak bisa menahan nafas.

Kardinal Warner tidak peduli dengan pengingat Anfey saat ini. Dia berusaha merangkak keluar dari kandang. Sebagai seorang imam yang telah menggunakan Bab Keselamatan, ia tahu hasil dari roh-roh kematian. Organisme yang terkontaminasi tidak akan diselamatkan. Mereka hanya bisa menghilang dari dunia ini, termasuk jiwa mereka, jadi dia lebih baik mati daripada berubah menjadi zombie.

“Aku benci pembohong,” kata Anfey perlahan. “Sekarang aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk memberitahuku siapa kamu sebenarnya.”

“Aku adalah asisten Kardinal Bergkamp. Tuan, tolong biarkan aku keluar dari kandang. Aku tidak akan berbohong padamu. Tuan, kumohon!” Warner terus menjulurkan kakinya keluar dari kandang saat dia berbicara. Dia akhirnya mengeluarkan kakinya dari sangkar, tetapi Anfey menendangnya kembali. Dia harus mulai dari awal lagi mencoba untuk mengeluarkan satu kakinya keluar dari sangkar.

“Beraninya kamu berbohong padaku lagi?” Anfey berkata dengan dingin. “Bagaimana mungkin seorang asisten kardinal memiliki Kapitel Keselamatan?”

“Tuan, saya tidak membohongi Anda. Para kardinal semuanya meninggal … meninggal. Saya adalah satu-satunya yang selamat, jadi kardinal menyerahkan Bab Keselamatan ini kepada saya dan memberi tahu saya mantra untuk memulainya,” seru Warner.

“Mereka mati? Bagaimana itu bisa terjadi?” Anfey bertanya.

“Kardinal Salmado menyerang kita,” kata Warner.

“Mengapa?” Anfey bertanya.

“Karena Paus William sangat cemas sehingga dia sakit dan menyerahkan Bab Keselamatan kepada Tuan Bergkamp. Kardinal Salmado cemburu pada kita, jadi …,” kata Warner.

“Tuan, aku mengerti sekarang,” kata Elizabeth dengan suara rendah kepada Anfey.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.