A VIP as Soon as You Log In - Chapter 81 - Pemulung Dunia yang Jatuh – 4
A VIP as Soon as You Log In – Chapter 81 : Pemulung Dunia yang Jatuh – 4
“Ahh, terang sekali, aku tidak bisa membuka mataku!”
“Aku mau kembali ke bawah tanah!”
“Ahhhhh! Kita harus ke sana, tapi aku tidak mau!”
Suku Tikus Tanah tidak mungkin pernah membayangkan hari-hari mengerikan yang telah dilalui leluhur mereka, kehilangan cakar mereka dalam kedamaian yang mereka ketahui sejak lahir. Tapi, mereka mulai beradaptasi dengan insting yang mereka abaikan sejauh ini.
“Aku ingin tahu cara memperbarui mereka, tapi baguslah aku tidak perlu lagi.” Sejak awal, Kang Shin-hyuk tidak puas dengan para tikus tanah yang mempercayakan segalanya pada Raja Jijoo, tapi sekarang ia senang melihat mereka. Walaupun ia masih ingin mereka berhenti berteriak.
“Baiklah, aku akan membuatkan cakarmu, jadi masuklah ke bangunan yang tidak terlalu terang.”
“Aku tidak bisa terus berada di permukaan! Ingatan para leluhur memanggil kami!”
“Kalau semua itu mati…”
“Kalian berisik.” Saat Kang Shin-hyuk mengeluh, Shin Eunah melambaikan jari di udara saat dia mendekati mereka. Ratusan tikus tanah mengambang di udara sekaligus, dilempar ke pintu masuk bangunan terdekat.
“Terima kasih.”
“Aku hanya menjauhkan mereka yang menghalangi kakekku.” Shin Eunah kemudian berbalik untuk memeluk Kang Shin-hyuk yang pikirannya hampir diledakkan oleh kemolekan tubuhnya.
‘Wow, dia sangat tumbuh sampai-sampai perbedaannya bisa dilihat dari pakaiannya…hentikan, jangan berpikir. Jangan dipikirkan…’ Melihat sekeliling, tidak ada Claire di sekitar.
“Di mana Claire?”
“Dia menemukan sesuatu yang dia suka dan mulai melakukan penelitian.” Shin Eunah mengatakan itu dengan ekspresi bangga. Dia memegang martabat dunia pada saat itu.
“Kakek.”
“Tidak.” Cucu perempuan berusia dua puluh tahun menempel padanya dengan suara yang kasar. Kang Shin-hyuk ragu-ragu sesaat, tapi ia segera memutuskan untuk mendorongnya menjauh.
“Sekarang, hentikan itu. Orang dewasa tidak seharusnya menempel pada kakeknya seperti itu.”
“Tapi kakek bilang kalau kita bertemu langsung, kita boleh berpelukan setiap saat.” Ia berharap itu bohong, tapi karena sekarang sinkronisasinya berada di 20%, ia yakin punya ingatan samar tentang sesuatu semacam itu. Tapi itu tidak melemahkan keputusannya.
“Itu dua puluh tahun yang lalu, sampai kapan kamu akan bertingkah seperti anak kecil?”
“Ugh.” Shin Eunah mundur terhadap ucapan dinginnya. Dia mengeluarkan suara berkaca-kaca saat dia berbicara pelan pada dirinya sendiri.
“Akan lebih baik kalau kamu mengunjungi Eunah saat dia masih muda.”
“Ugh…” Kali ini, giliran Kang Shin-hyuk yang ditegur. Jika ia tidak merasa ia adalah Anvil, ia tidak perlu merasa bersalah pada tindakannya. Tapi karena sekarang tingkat sinkronisasinya bertambah dan ingatan-ingatannya menjadi lebih jelas, sulit tidak merasa bertanggung jawab pada janji-janjinya dulu.
‘Pria sialan itu…membuat janji yang tidak bisa dia tepati. Tidak, lebih tepatnya, kehidupanku yang sebelumnya. Jika aku benar-benar menganggapnha sebagai anakku sendiri, bukankah aku harus menemuinya setidaknya sekali, bukannya malah tidur dengan damai? Setidaknya sekali sebelum mati! Tapi, pada akhirnya, aku mati dengan baik seolah-olah aku tidak punya penyesalan. Apa, lalu, dari Eunah, yang sangat bergantung padanya sampai saat itu? Dia tidak pernah punya kesempatan untuk mengatakan selamat tinggal dengan baik. Rasanya seperti aku berbicara dengan orang lain, tapi pada akhirnya itu aku sendiri!’ Kang Shin-hyuk merasa bingung saat ia mencoba meluruskan benang di kepalanya. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan Shin Eunah sendirian saat dia berdiri dengan suram. Ia memeluknya dengan lembut, membuat mata Shin Eunah melebar.
“Ah.”
“Aku hanya akan melengkapi apa yang kamu lewatkan saat masih muda.”
“…Hah! Kakek.” Ucapan Shin Eunah dipenuhi kebahagiaan saat dia memeluknya balik.
‘Aku tidak bisa bertahan lama sih.’ Kang Shin-hyuk berpikir begitu sambil tersenyum sesantai mungkin. Shin Eunah mungkin menganggap ia kakeknya, tapi menahannya adalah cobaan yang berat baginya. Ia hanya berharap dia mendapatkan kembali sebagian ketenangan mentalnya.
“Wah…enaknya punya hubungan yang baik.”
“Hah?” Menoleh, ada sosok Raja Jijoo yang sedang memegang kakinya.
“Sekarang, aku sangat ingin kamu membuat cakarku…” Menyaksikan Raja Jijoo yang hampir menangis, Kang Shin-hyuk berbisik pada Shin Eunah.
“…Senior, bukankah kamu mengusir semuanya?”
“Ini memalukan. Tapi, kurasa itu karena dia adalah anggota Semsta Pahlawan…!” Shin Eunah agak gemetar begitu menemukan sang raja, mencoba kembali ke mode dinginnya.
“Pada akhirnya begini, jadi aku akan mulai mengerjakannya.” Ia menghela napas kekalahan.
“Ya…rasanya masih kurang, tapi kamu bisa menganggapnya sebagai pembayaran di muka.” Shin Eunah melepaskannya.
“Pembayaran?”
“Ya, pembayaran di muka.”
‘Jadi masih ada hutang yang harus dibayar?’ Shin Eunah mundur dari Kang Shin-hyuk yang bingung sambil tersenyum.
“Aku akan mencari Claire, semangat.”
“Baik, baik…pembayaran di muka?” Ia memiringkan kepalanya saat dia melihat punggung cucu perempuan asuhnya yang pergi tanpa menjawab. Raja Jijoo sedang menatapnya. Sepertinya dia sudah belajar sedikit, karena dia tidak lagi meminta cakarnya, tapi itu hampir sama menjengkelkannya saat dia menatap Shin-hyuk tanpa mengatakan apa-apa.
“Aku sungguh akan membuatnya, jadi berhentilah menatapku.”
“Oh, ah! Bagus! Aku menemukan tempat seperti bengkel yang ada tungkunya juga!”
Tiga jam kemudian, Kang Shin-hyuk akhirnya memenuhi keinginan raja dengan membuat artefak berbentuk cakar berperingkat A lainnya (tentu saja bukan dari benadelite). Masalahnya adalah ratusan tikus tanah yang ikut-ikut, semuanya meminta cakar. Itu adalah awal dari dua bulan pekerjaan yang melelahkan.
***
“Claire?” Shin Eunah menemukan temannya berjongkok di rumput terdekat, mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan langka yang tidak ada Bumi.
“Apa itu?”
“Aku sadar bahwa sebaiknya fokus pada apa yang hanya bisa dipelajari di sini. Lihat ini.” Claire merobek rumpur dengan kelopak ungu dengan ekspresi penuh semangat.
“Ritual sihir yang mendorong umat manusia menuju kehancuran itu mengerikan, tapi ada beberapa manfaat baiknya. Seperti tumbuhan-tumbuhan yang tunduk pada sihir.”
“Apa mereka bermutasi setelah terkena partikel-partikel itu?”
“Tepat. Rumput-rumput ini berevolusi ke bentuk yang menyimpan dan mempertahankan mana tanpa membiarkannya lepas. Itu adalah efek samping yang menarik dari evolusinya.” Claire mulai membahas perubahan ekosistem Gromas, sosok dari alkemis yang penuh semangat. Shin Eunah merasa pemandangan temannya yang terhanyut dalam hal-hal yang dia suka benar-benar menyilaukan.
“Tapi Claire, apapun yang sedang kau lakukan, kau harus menyelesaikannya dengan cepat.”
“Ah…baik, aku sudah memperkirakan itu.” Ekspresinya aneh saat dia memasukkan rumput ke dalam penyimpanannya.
“Ini masih belum berakhir, kan?”
“Kebalikannya; kita bahkan belum memulai. Kita mengonfirmasi sebelumnya bahwa kejahatan Jormungand sudah sampai ke dunia ini.” Shin Eunah menghela napas saat dia duduk di samping Claire. Dua orang itu tidak hanya berjalan-jalan untuk menjelajahi peradaban sihir di zaman dahulu, mereka memiliki tujuan yang lebih penting.
“Bagaimana dengan Shin-hyuk?”
“…Juniorku maish belum siap. Melihatnya sudah tumbuh sebanyak ini itu bagus, bahkan mungkin lebih cepat dariku. Apa kau melihat dia membuat artefak peringkat SS? Keajaiban All Craft ditambah bakat petarung, aku tidak sabar…”
“Bodoh sekali. Bertingkah semacam itu. Kau beruntung sebelumnya…” Mata Shin Eunah berkelap-kelip saat dia mengingat kembali yang dilakukan Kang Shin-hyuk. Dia tidak tidak sadar kalau ia menatapnya dengan ekspresi yang sama saat dia mengurus Jamur. Claire memutuskan untuk membiarkannya. Memberitahu dia hanya akan menuangkan minyak ke dalam api.
“Pokoknya, aku beruntung mengikuti kalian berdua. Juniorku benar-benar dalam bahaya…”
“Apa kau sudah terbiasa dengan perubahan tubuhmu?” Tubuh Shin Eunah yang berevolusi dengan menyerap teknik sihir yang ditinggalkan, terus menganggunya dengan perasaan aneh. Tapi sekarang…dia memutar bibirnya dan mengangguk.
“Penyesuaiannya selesai. Aku sudah sepenuhnya terbiasa dengan itu.”
“Oh, apa itu penyesuaian? Kupikir kau mencoba menandai Shin-hyuk.”
“…Kau melihatnya?” Shin Eunah tersipu, tapi Claire mengangguk tanpa ragu.
“Kalau ada yang melihat kalian, mereka pasti akan menganggap kalian kekasih.”
“Kekasih apanya…kami hanyalah seorang kakek dan cucu.”
“Hmm.” Mata Claire menyipit saat dia menatap Shin Eunah yang merah. Dugaannya semakin kuat saat dia melihat mereka berdua.
“Kau sungguh berpikir begitu, Eunah?”
“Tentu saja…bukankah itu benar?”
“Baiklah.” Claire mengangguk. “Kalau begitu, apa itu secara tidak sadar?”
“Tidak sadar?”
“Ya. Tapi sadar atau tidak…itu tidak baik.”
“Hah?” Eunah memiringkan kepalanya, tidak mengerti, tapi Claire berdiri dan menjentik dahinya.
“Ow!”
“Rubah.”
“Hah? Apa?”
Intinya, krisis yang mengancam Gromas telah diatasi. Namun, tamasya ke dunia lain baru saja dimulai.