A VIP as Soon as You Log In - Chapter 48 - Yeouiju Naga - 3
A VIP as Soon as You Log In – Chapter 48 : Yeouiju Naga – 3
Translator : Avalone
Gerbang irregular akan muncul secara acak, tapi ini adalah pertama kalinya Kang Shin-hyuk mendengar kalau gerbang irregular akan menampakkan pintu masuknya melalui tubuh monster di dalam gebrang lain.
—Dia sangat bodoh.
Pesan dari administrator dipenuhi amarah.
—Jika dia tidak menghentikannya, akan ada korban lain yang memastikan keselamatanmu.
“Tidak, jangan mengatakan hal semengerikan itu…” Shin Eunah menggunakan sihir untuk menyelamatkan semua orang, termasuk dirinya. Semua orang kecuali dirinya diselamatkan, jadi dia setidaknya berhasil tujuh puluh lima persen.
“Tapi apa-apaan ini?”
—Gerbang irregular adalah gerbang yang waktu, skala, dan lokasinya tidak bisa diprediksi. Namun, seseorang yang bisa memanipulasi gerbang semacam itu pasti ada di dunia ini.
“Begitukah?” Shin-hyuk mengangguk, mengingat kembali troll yang ia hadapi di kejadian gerbang irregular sebelumnya. Entah bagaimana, troll telah berkeliaran untuk mencari kekuatan spiritual sambil memegang senjata yang dibuat Anvil. Tidak mungkin itu hanya kebetulan. Keberadaan Kang Shin-hyuk dan pedang Godslayer…tidak diragukan lagi, seseorang telah mengonfirmasi hal itu. Sekarang ia yakin dengan itu.
“Apa ini mengenai pedang itu lagi?”
—Aku tidak yakin, tapi mungkin tidak. Ada terlalu banyak faktor yang tidak pasti. Ada kemungkinan tinggi bahwa semua orang yang memasuki gerbang bersamamu, atau setidaknya satu orang diantara kelompok itu ditargetkan.
Membidik orang-orang dan menarik mereka ke dalam gerbang irregular ini. Kalau itu terbukti benar, itu akan menimbulkan kehebohan besar. Tidak rugi ia menjadi yang pertama mengalami itu.
“Apa kau bisa datang untuk membantu?”
—Memujinya itu menjengkelkan, tapi perempuan itu adalah penyihir berperingkat tertinggi yang sudah menguasai tidak hanya traitnya, tapi juga sihir yang diperbolehkan untuk manusia. Kalau kau mengambil tindakan yang benar dengan produk yang benar, dia seharusnya datang untuk menyelamatkanmu. Masalahnya bukanlah dia, tapi…
“Ah, yang diluar tidak boleh ditinggalkan sendiri.”
—Itu benar. Namun, mengenai prioritas, prioritasmu haruslah dirimu sendiri lebih dari yang lain, jadi ingatlah itu. Selain itu, karena kesalahanmu sendiri, kau ditinggalkan sendirian di tempat berbahaya ini.
Administrator menghentikan pesannya tiba-tiba. Shin-hyuk penasaran hal apa yang mungkin dia katakan pada Shin Eunah, atau apakah dia berkomunikasi dengannya. Kang Shin-hyuk berspekulasi sesuka hati, tapi memilih untuk melihat lebih dekat lingkungannya terlebih dahulu.
“Besar.” Ia tidak bisa melihat langit. Tempat ia berada sekarang adalah gua yang dipenuhi kegelapan dan kelembaban. Lendir lengket menyelimuti lantai dan ada untaian benang dimana-mana. Tapi, di atas itu semua, tempat itu besar. Gua yang terlihat alami ini jelas bukan sesuatu yang bisa ada di bumi. Langit-langit yang sangat tinggi, lorong yang bahkan seekor troll bisa masuk dengan santai dan yang terpenting, bebatuan menggelinding di sekelilingnya.
‘Jadi monster yang akan muncul di sini juga besar…sial.’ Gerbang peringkat B+. Meskipun Shin-hyuk tumbuh dengan cepat selama sebulan terakhir, cukup untuk mencapai Kelas B, gerbang ini memiliki kesulitan yang lebih tinggi dari itu. Hanya memasuki gerbang yang setidaknya satu tingkat lebih rendah dari dirimu adalah pengetahuan umum. Kejadiannya langka, tapi bahkan monster yang tidak seharusnya muncul bisa muncul. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan kepercayaan umum yang berdiri di antara profesional.
‘Tapi aku dihisap ke dalam gerbang yang lebih tinggi dariku…’ Selain itu, bagian terburuknya adalah seseorang sengaja membuat gerbang irregular ini untuk menarik dirinya. Yang berarti ada seseorang yang bukan seekor monster yang memendam kebencian padanya.
—Eunah: Kakek…
Saat itulah pesan tiba dari Eunah.
—Eunah: Apa yang akan kamu lakukan…Kakek, apa yang bisa kulakukan? Apa yang kulakukan? Kakek, tolong aku…!
—Eunah: Kakek, kakek. Apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan…!
Kang Shin-hyuk menatapnya kosong sejenak. Bukan hal yang tidak biasa kalau Eunah tidak waras, tapi saat ini dia benar-benar tidak waras. Bagaimana dia ingin meminta bantuan jika dia tidak membicarakan situasinya? Dengan begitu, dia pasti tidak tenang saat ini…tapi jelas baginya kalau dia benar-benar mengkhawatirkan Shin-hyuk, bukan Anvil.
—Eunah: Kakek, kakek…!
—Tidak apa-apa.
Kang Shin-hyuk yang terus membaca pesannya tiba-tiba membalas, terasa alami.
—Eunah: Ya…?
—Tidak apa-apa.
Eunah: Apa benar tidak apa-apa?
—Ya.
Eunah: Kenapa, bagaimana…? Aku belum bilang apa-apa.
—Itu…aku akan memberitahumu sedikit nanti.
Shin-hyuk bertanya-tanya apa dia akan ketahuan karena mengirim pesan semacam ini. Tidak, mungkin ia sudah ketahuan. Tapi, baginya, mengurus Eunah yang pasti mengkhawatirkannya diluar sana itu lebih penting.
—Sungguh tidak apa-apa. Jadi percaya dan tunggulah.
Ia tidak bisa menahannya. Ketika tingkat sinkronisasinya berangsur-angsur meningkat, ia menjadi lebih menyadari perasaan Anvil yang peduli dengan Eunah. Ia berpikir kalau menenangkannya lebih penting daripada mencemaskan apa yang terjadi jika ia ketahuan. Mungkin itu karena rasa bersalah menyembunyikan hal itu darinya.
—Eunah: Ya….
—Eunah: Ya!
Untungnya, dia menjawab positif. Ia memeriksa pesan sambil tersenyum, tapi sekarang ia khawatir dengan masa depan karena dia sudah tenang. Di saat berikutnya, pesan administrator tiba untuk menghiburnya.
—Tindakanmu sudah tepat. Dia kembali tenang dengan cepat. Sepertinya dalam kurang lebih lima menit, kau akan bisa menemukan pintu masuk gerbang irregular dan membukanya lagi.
“Aku hanya perlu bertahan selama lima menit? Syukurlah…”
—Tapi kau harus bertahan lima jam.
Ia menegang pada pesan yang datang tepat setelahnya. Administrator mulai menjelaskan seolah itu adalah hal yang wajar.
—Ada banyak kasus dimana ada selisih waktu antara dimensi luar dengan gerbang irregular. Gerbang yang satu ini tampaknya merupakan salah satunya…dengan kata lain, kau harus berhati-hati.
“Ha…” Mungkin itulah kenapa butuh beberapa saat untuk pesan Eunah datang. Ada sedikit perbedaan waktu diantara mereka juga. Ia pikir itu karena dia gelisah, tapi ternyata bukan. Ia merasa seperti ingin berteriak kencang tapi ia menahannya mati-matian karena ia tahu kalau itu hal yang bodoh.
Lima jam.
Tiga ratus menit.
Delapan belas ribu detik.
Ia harus bertahan delapan belas ribu detik di sebuah gerbang dimana kematian bisa datang kapan saja.
—Kiiii…
Pada saat yang sama, dari sisi lain gua, kebisingan yang jelas dimiliki monster terdengar. Ia menahan napas sebanyak yang ia bisa dan pergi ke dinding batu untuk mencari tempat bersembunyi. Segera setelah itu, ruangan mulai dipenuhi dengan mana yang padat.
—Kii…
Jeritan monster memiliki tujuan yang jelas. Apa dia ada hubungannya dengan mana yang baru saja memenuhi ruangan? Shin-hyuk meremas lembing di tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Untungnya, ia memiliki senjata. Ia bisa saja melemparnya atau mengayunkannya.
—Kiii.
Dia melangkah lagi dan menjerit pendek. Jeritan itu disertai dengan suara pelan dari sayap. Shin-hyuk secara naluriah mengaktifkan kekuatan spiritualnya dan berguling ke depan, batu tempatnya bersembunyi hancur berkeping-keping.
—Kiiii!
Jeritan monster itu terlihat mengatakan, ‘Sudah kuduga!’ Sejak awal, dia sudah menebak Shin-hyuk ada di suatu tempat di ruangan ini. Ia fokus pada makhluk itu. Itu seekor belalang sembah, dibalut dalam cangkang berwarna ungu permen karet dan tingginya hampir empat meter. Bilah panjang di lengannya berkedip.
—Venom Blade Mantis, monster B+.
“Jadi dia bisa meracuniku?”
—Benar.
“Bagus.” Kang Shin-hyuk bergumam dan mulai menghindar lagi. Ketika bahunya berbalik, bilah monster itu berayun dan pedang angin meluncur di sepanjang lintasannya. Tempat Shin-hyuk sebelumnya dihantam sekali lagi. Kerikil-kerikil berjatuhan di sekelilingnya.
—Kiiiii!
“Kh!” Ketika monster itu mencoba mengayunkan bilahnya lagi, kali ini Shin-hyuk mengayunkan lembingnya. Sekeras apapun cangkangnya, sendinya mungkin lemah. Lembing itu menembak ke arah sendi siku yang menyokong bilah monster itu dengan akurat, terbang terlalu cepat bahkan untuk seekor monster peringkat B untuk bereaksi dengan mudah.
—Ting!
Lembing itu memantul dari sendinya tanpa memberi luka.
“Yang benar?”
—Kyaaaahhhh!
Ia tercengang dengan pemandangan konyol itu. Monster itu mulai berteriak dan meludahkan sesuatu dari mulutnya. Shin-hyuk melompat tanpa tahu apa itu, sesuatu yang berbau tajam melewati dan menggores ujung seragamnya. Tidak lama setelah itu, atasan seragamnya meleleh sepenuhnya. Melihat ke belakang, ia bisa melihat air liur ungu menyelimuti lantai, mendesis dan menghancurkan batu itu.
“Sungguh…” Ia menekan hatinya dan menahan keinginan untuk menjerit, bergerak lagi. Menggabungkan kekuatan spiritual dengan kelincahannya, ia bisa menghindari serangan berikutnya. Ia juga masih memiliki ramuan kelincahan yang bisa ia minum, jadi setidaknya ia bisa mengalahkan musuhnya dalam hal kecepatan.
‘Tidak.’ Ia baru bertemu musuh pertamanya; menggunakan ramuan itu berlebihan. Ia perlu menyimpannya untuk situasi terburuk. Jika demikian…
“Sial.” Ia tidak punya pilihan selain melawan. Ia menyiapkan lembing baja, menghindari serangan yang datang saat ia mengayunkannya ke depan, sekali lagi membidik ke arah sendi. Sebanyak yang ia bisa, ia menuangkan kekuatan spiritual ke dalam senjata yang mengandung usaha terbaiknya. Namun, lembing itu kali ini juga memantul tanpa efek. Sebagai hasilnya, ia menyimpulkan bahwa lembing baja biasa tidak bisa berbuat apa-apa terhadap belalang sembah ini.
—Kyaaaahhhhh!
Belalang sembah itu berlari sambil berteriak, menangkis serangan itu. Setiap kali dia melangkah, getaran pelan beresonansi di sepanjang ruangan. Kang Shin-hyuk mati-matian melompat, berguling di tanah. ‘Apa aku seharusnya menutup jarak saja? Apa akan lebih mudah memblokir lengannya dari jarak dekat? Tidak, dia punya asam…’
Kang Shin-hyuk menenangkan napasnya sambil menghindar. Saat ini ia punya satu tembakan lagi. Kali ini, ia menyiapkan lembing baja elang.
—Kyaaaaaah!
“Kh!” Menghindari angin kencang, ia melempar tombak dengan hati-hati. Beruntung, opsi memisah lembing diaktifkan. Lembing itu menancap di siku monster.
—Quoooh!
Dia membuat suara yang mengerikan, tapi Shin-hyuk senang mendengarnya. Tiga lembing merobek sendi siku dan bilah di lengan kiri monster itu jatuh ke lantai.
—Ahhhhhhhhhhh!
Belalang sembah itu berteriak kencang, menyemprotkan asam ke segala arah. Shin-hyuk merunduk di belakang batu paling besar yang bisa ia temukan. Batu itu meleleh, tapi ia bisa menghentikan asam itu mengenainya.
“Itu berhasil.”
—Itu berhasil.
Artefak yang ia buat berefek luar biasa. Tidak ada perasaan yang lebih menyenangkan bagi seorang pengrajin. Satu-satunya masalah adalah ia baru saja melempar satu-satunya artefak yang ia miliki.
—Gyaaaaaahhhhh!
Belalang sembah itu meronta-ronta dan Shin-hyuk memeriksa lengan di bawahnya. Lembing itu tersangkut di sendi. Jika ia bisa mengambilnya kembali, ia bisa menyingkirkan lengan yang lain juga. Apa itu mungkin? Sepertinya sulit, tapi ia harus mencobanya. Namun, pada saat berikutnya, pemikirannya terhenti saat seutas benang terulur.
—Gyaaaaah!
Belalang sembah itu berteriak, namun benang yang sekarang terhubung dengannya tidak pernah putus. Semakin banyak untaian jatuh dari langit-langit, perlahan-lahan mengekang belalang sembah dan menariknya ke udara.
—Click, click-click
Ada suara yang tidak menyenangkan yang tidak bisa dibandingkan dengan belalang sembah itu. Kang Shin-hyuk menahan napasnya saat ia melihat ke langit-langit. Seekor laba-laba raksasa menarik belalang sembah dan mulai menjadikannya kepompong.
“…” Ia ingin memuji dirinya sendiri karena tidak membuat suara. Untungnya, laba-laba itu tidak menyadarinya karena dia fokus mengambil belalang sembah.
—Bagus sekali. Bonus 200HP untuk anggota.
Bahkan pesan dari administrator terdengar hening. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa karena ketakutan dan hanya berbicara begitu ia yakin laba-laba itu menghilang sepenuhnya.
“Jadi, itulah Makam Belalang Sembah.”
Di gerbang biasa, monster jarang memburu satu sama lain, tapi itu bukan hal yang tidak biasa di gerbang irregular.
“Jadi begitu…” Ia merasa pusing setelah menahan napas terlalu lama. Kalau bukan karena kekuatan regeneratinya, ia sudah mencapai batasnya dari tadi. Ia bergerak pelan-pelan, sangat pelan, dengan rasa syukur atas kekuatannya. Ia mengambil lembing yang ia lempar dan meraih lengan berbilah milik belalang sembah. Pada saat itu, ia bisa merasakan kekuatan spiritualnya meresap dan beresonansi dengan bilah belalang sembah. Ia mampu mendapatkan satu bagian informasi yang berharga sebagai hasilnya.
Ia menyadari kalau krisis besar dan kesempatan besar telah tiba.