A VIP as Soon as You Log In - Chapter 44 - Raja Siswa Baru Kami Sudah Berubah - 4
- Home
- A VIP as Soon as You Log In
- Chapter 44 - Raja Siswa Baru Kami Sudah Berubah - 4
A VIP as Soon as You Log In – Chapter 44 : Raja Siswa Baru Kami Sudah Berubah – 4
Translator: Avalone
—Klang! Klang! Klang!
Apa yang paling sering dibuat Kang Shin-hyuk saat menetap di Kieron? Tentu saja, lembing.
—Klang! Klang! Klang!
Ia belum membuatnya untuk ia gunakan sendiri, tapi untuk memasok Orde yang banyak. Sebagian besar lembing-lembing itu dibuat dari baja, tapi beberapa juga ada yang dibuat dari Brenite.
—Hissss.
Itulah intinya, dalam waktu singkat, hal yang dikuasai Kang Shin-hyuk adalah membuat lembing. Mudah baginya untuk membuat lembing yang lebih baik dan memasukkan hatinya ke dalam proses pembuatan.
“…Selesai.”
—Kau membuat lembing baja (C–) dengan roh elang. Skill metalurgi telah meningkat.
—Sinkronisasi telah dipercepat sedikit. Tingkat saat ini adalah 11.4%.
Setelah lama jauh dari itu, walaupun sebenarnya hanya dua hari, ia sangat bersemangat untuk memegang palu lagi. Dalam waktu singkat, ia membuat artefak peringkat C, rank tertinggi yang pernah ia capai untuk sesuatu yang ia buat dari baja. Sejenak, ia bertanya-tanya apa itu adalah peringkat terbaik yang bisa dicapai baja.
[Lembing Baja Elang]
[C–]
[Kemampuan spesial: Hit, Penetration]
*Hit: Menjadi lebih mudah untuk mengenai target. Kekuatan serangan sedikit bertambah.
*Penetration: Meningkatkan kemungkinan untuk menembus target dengan mengatasi keterbatasan bahan. Kekuatan serangan sedikit bertambah.
“Boleh kulihat?”
“Ya, ini.” Kang Shin-hyuk sambil tersenyum kecil karena dua kemampuan spesial menyerahkan lembing ke Lee Manwoo yang telah menyaksikannya selama ini. Ia menatapnya dengan sangat serius sebelum mendesah pelan dan mengembalikannya ke Shin-hyuk.
“Bagaimana dengan itu?”
“Terus terang, aku tidak percaya itu dibuat dengan baja. Kedua kalinya aku mengira memahami sejauh mana kemampuanmu, di saat berikutnya kau menciptakan sesuatu yang baru.”
“Apa itu pujian? Terima kasih.”
“Kau sudah berlatih sedikit selama akhir pekan.” Lee Manwoo memperhatikan perubahan besar Kang Shin-hyuk, baik di keterampilan teknisnya maupun mentalitasnya.
“Apa karena perempuan?”
“Apa?!”
“Bukan itu. Sesuatu yang mirip terjadi, kurasa.”
“Jangan mencari tahu.” Setelah mendengus pada wajah Shin-hyuk yang tersenyum, Lee Manwoo melanjutkan.
“Apa kau punya rencana untuk berurusan dengan logam sihir? Kau perlu itu untuk maju lebih jauh di bidang metalurgi.” Mata Kang Shin-hyuk mulai berisnar— ia telah memikirkan hal yang sama.
“Apa aku boleh?”
“Aku tidak bisa memberimu banyak. Tapi, jika kau bisa membuat benda-benda yang bagus dari itu dan meraih nilai luar biasa di kontes, sekolah akan membelikan lebih.”
“Terima kasih, pak.” Lee Manwoo berkata kalau ia selalu menjawab dengan baik, lalu mendecakkan lidahnya. Ia mengambil sticknya dan mulai memainkannya.
“Kapan kau bilang pelatihannya?”
“Jumat.”
“Kau harus bersiap besok untuk membuat sesuatu yang berguna untuk pelatihan. Baguslah tanganmu itu cepat.”
“Aku tidak tahu waktu rata-rata yang dibutuhkan, jadi apa itu jauh lebih cepat?”
“Tidak peduli seberapa membantu metalurgi dalam pekerjaan, setiap orang berbeda-beda. Beberapa orang butuh tiga atau empat hari untuk membuat sebuah pedang yang tidak bisa dibanggakan.”Ia selesai bermain dengan sticknya dan meletakannya, menatap lembing untuk yang terakhir kalinya sebelum mengangguk.
“Lain kali, aku akan mengenalkanmu pada seseorang.”
“Siapa?”
“Dia pria yang tersisa di klub sampai akhir. Harus kuakui kalau aku mengusirnya.” Shin-hyuk bertanya-tanya kenapa dia ingin mengenalkannya pada seseorang yang dia usir dan Lee Manwoo tersenyum pahit.
“Situasinya sia-sia jika dia ditinggalkan sendiri. Tapi, keterampilannya itu sungguhan.”
“Kalau kau sendiri, tidak ada gunanya…”
“Dia tahu kalau kau bergabung ke klub dan ingin berbicara denganmu. Sampai sekarang aku sudah menghentikannya…tapi mungkin dengan melihat apa yang kau buat, dia akan yakin juga. Mungkin dia bahkan akan bekerja sama dneganmu.”
“Kerja sama? Seperti belajar?”
“Kau benar-benar seperti orang dari dunia lain yang baru saja mengambil palu.” Jantung Shin-hyuk berhenti sebentar, tapi guru itu melanjutkan tanpa menyadarinya.
“Membuat artefak dengan kerja sama itu hal yang biasa. Aneh untuk membuatnya hanya dengan keterampilan satu orang.”
“…Ya?” Lee Manwoo memegang kepalanya begitu melihat Kang Shin-hyuk berwajah seperti ini adalah pertama kalinya ia mendengar tentang itu.
“Pandai besi membentuknya dan ahli sihir memberinya kemampuan. Ketika keduanya selaras, sebuak artefak lahir. Itulah bagaimana sebagian besar artefak diciptakan.”
“Ahli sihir…benar.” Kang Shin-hyuk juga tahu keberadaan ahli sihir: penyihir yang memberi kekuatan ke dalam benda untuk sementara maupun permanen. Namun, ia tidak tahu kalau mereka terlibat dalam pembuatan artefak yang dibuat oleh pandai besi karena ia, atau lebih tepatnya Anvil telah membuat artefak sendirian dari awal.
“Tentu saja membuat artefak sendiri itu tidak mustahil. Semakin spesial bahannya, semakin tinggi level skillnya, dan semakin kuat mana yang dimiliki si pandai besi…semua itu meningkatkan kemungkinan untuk terciptanya artefak. Aku juga bisa membuatnya sendiri…tapi bukan itu normanya. Kebanyakan hampir tidak bisa membuat artefak bahkan dengan kekuatan seorang ahli sihir.” Lee Manwoo tersenyum pada Shin-hyuk saat ia merenung bagaimana ia harus menanggapi itu.
“Awalnya aku tidak ingin mengatakannya karena kupikir itu mungkin membuatmu terlalu besar kepala. Tapi pria itu terus menungguku…aku tahu kau bukan orang yang terpengaruh oleh satu atau dua kata, jadi kuputuskan untuk memberitahumu.”
“Itu…terima kasih.”
“Selain itu, bekerja sama dengan ahli sihir akan menjadi pengalaman yang bagus bagimu. Intinya, jika kau bekerja sama dengannya dan membuat artefak yang bagus, kau bisa mengajukannya ke kontes.”
“Baik.” Lee Manwoo meninggalkan ruang klub dengan perkataan itu. Kang Shin-hyuk hanya mengangguk dan bergumam sendiri sambil menatap punggungnya.”
“Dia orang yang baik.”
—Dia punya banyak pemikiran tentang cara agar membuat bakatmu berkembang. Sepertinya kau adalah kesempatan besar di dunia ini.
“Ahli sihir…ahli sihir…” Ia bergumam sendiri dan memeriksa jam. Sekarang pukul setengah tujuh malam dan latihan kelompok berkahir pada setengah lima sore, jadi ia sudah membuat artefak peringkat C dalam waktu kurang dari dua jam.
“Mari buat sesuatu dengan Brenite atau cangkang monster itu.”
—Ide bagus.
Namun, sebelum ia bisa memulai, perutnya keroncongan. Jarak ruang klub dengan asrama itu cukup jauh dan Shin-hyuk melaknat ukuran sekolah saat ia memikirkan rasa laparnya. Menderita karena ini, ia tiba-tiba mengingat apa yang dikatakan Baek In-ha sebelumnya.
‘Ada kafe di kampus.’ Struktu Shinyoung iu sangat rumit, mengingat ukuran dan jumlah bangunan yang dimiliki, jadi ia tidak tahu keberadaannya cukup lama. Faktanya, ada ruang serba guna yang memiliki arena bowling, ruang olahraga, dab ruang permainan yang ada di sebelah kafetaria dimana ia makan siang, yang juga termasuk kafe dan fasilitas lain. Nama bangunan itu adalah Unyu, tapi ia belum pernah kesana karena ia selalu sibuk dengan latihan sepulang sekolah.
‘Tempat itu lebih dekat daripada asrama, dan sekarang aku tidak membawa stick ke makanan asrama karena aku punya uang. Punya uang tunai yang cukup itu sangat bagus…’
—Bonus 50HP untuk anggota yang bangga!
Bagi administartor, sisi Shin-hyuk yang ini agak lucu. Ia mengabaikan pesan itu sebaik yang ia bisa dan berjalan ke Unyu. Ia menemukannya dengan cepat, kafe itu ada di lantai pertama dan ada tempat duduk di luar bagi orang-orang untuk makan.
“Itu Kang Shin-hyuk.”
“Itu beneran dia…aku belum pernah melihat dia kesini sebelumnya.”
Ketika ia memasuki kafe, semua mata terfokus padanya. Mungkin itu tidak akan pernah terjadi sebelum ia menjadi Raja Siswa Baru. Tapi, baik dalam hal baik atau buruk, ia sudah terbiasa dengan tatapan orang lain. Ia buru-buru memesan mocha dengan krim kocok lebih, limun, dua pretzel sosis, dan beberapa kroisan mentega sebelum menemukan tempat duduk yang sesuai sambil membawa bel.
‘Ada banyak orang di sini.’
—Aku pernah memberitahumu kalau ini adalah kelompok yang cukup elit, tapi jujur saja aku sedikit kecewa.
‘Orang-orang terkadang perlu beristirahat.’ Shin-hyuk membalas ucapan keras kepala administrator sambil tersenyum pahit. Baru-baru ini dia tidak benar-benar menghabiskan waktu istirahat, tapi itu hanya karena ia buruk dalam hal itu.
‘Aku heran apa aku seperti Anvil dalam hal itu— kalau itu adalah caraku untuk melarikan diri dengan hanya fokus pada latihan.’ Tapi tidak peduli sekuat apa seseorang, istirahat yang cukup itu sangat diperlukan. Selain itu, berkenalan dengan orang-orang yang akan aktif di lapangan di masa mendatang itu penting. Lagipula, itu adalah alasan utama ia fokus mendapatkan status Raja Siswa Baru. Sekarang, berkat itu, ia diberi perlakuan khusus di tempat di mana para elit berkumpul.
—Belnya berdering.
“Ah.” Kang Shin-hyuk menghampiri konter dan menerima nampannya. Namun, saat ia kembali ke tempat duduknya sambil berpikir kalau makanan ini tidak akan cukup, wajah seseorang yang ia kenal melintasi matanya.
‘Raja Dua Mahkota?’ Itu adalah tahun kedua— Eleanor R. Alger. Wanita yang agak kecil duduk sendirian di meja kafe, seperti Shin-hyuk sebelumnya. Dia memakan kroisan, seperti yang dipesan Shin-hyuk dan menggigitnya sambil memegangnya dengan dua tangan. Namun, dia jelas tidak bermaksud untuk terlihat imut karena ekspresi serius terpampang di wajahnya.
‘Dia terlihat lemah secara fisik, tapi dia Raja Dua Mahkota? Itu hebat.’
—Apa kau mau berbicara dengannya?
‘Tidak, aku benci Ksatria Wyvern.’
—Bonus 10HP untunk anggota ini!
‘Kenapa?’ Ia duduk, melihat sekilas jubah Ksatria Wyvern yang berkibar di punggungnya. Ia pikir ia melihat wanita itu meliriknya juga, tapi sepertinya iu hanya imajinasinya.
“Dia seharusnya mengatakan sesuatu.”
“Sayang sekali, tapi begini lebih lucu.”
“Bukankah menurutmu Alger seharusnya lebih perhatian?”
“Kang Shin-hyuk akan menjadi Mahkota Ksatria berikutnya.”
“Ya, dan sejujurnya, Douglas Payne…”
“Shh. Dia bergerak.”
Dia mencoba mengabaikan suara yang datang dari sekelilingnya, fokus menghabiskan makanannya dan meminum limunnya. Sesuatu melintas di pandangannya, dan saat ia mendongak, sosok Eleanor R. Alger berdiri di hadapannya.
“…”
“…”
Dia merasa agak sedih karena ketinggian mata Alger tidak terlalu berbeda darinya saat ia duduk, tapi dia memberi kesan yang cukup kuat untuk tidak mempedulikan itu. Ketika ia mencoba mengatakan sesuatu padanya, menatap mata ungu, dia menyela.
“…ambil saja.” Ia bergumam dalam bahasa Korea yang dia ucapkan dengan kikuk dan meletakkan muffin America di nampan Shin-hyuk. Ia menekan pemikiran bahwa dia adalah orang Inggris dan karena itu bukan muffin Inggris.
“Uh, terima kasih…”
“Hm.” Dia mengangguk pelan, lalu mengambil nampannya sendiri dan pergi. Kang Shin-hyuk terkejut karena hanya itu yang ingin dia katakan dan memutuskan untuk memeriksa muffin semisal ada pesan rahasia sebelum menggigitnya. Tapi tidak ada hal semacam itu.
“Apa yang baru saja terjadi?”
“Permainan macam apa itu…?”
Perkataan pelanggan lain kasar, tapi untuk Kang Shin-hyuk, itu adalah strategi yang sangat efektif. Dalam pikirannya saat makan, ia merasa hubungan dengannya telah meningkat.
—Administrator sangat khawatir dengan masa depanmu.
‘Maaf, administrator…’
Sebagai bonus peristiwa itu, ia menerima pesan yang sangat tidak terduga saat berjalan kembali ke ruang klub.
—Tsukuyo membeli kedua produk. Kau akan menerima pembayaran sebesar 117,300 HP!
Tidak ada pesan pribadi yang datang darinya, tapi Shin-hyuk bertanya-tanta apa dia mulai mengakui dirinya dengan caranya sendiri. Bagaimanapun, dia membayar dua kali lipat dari harga awal yang ia posting.
—Eunah: Aku ingin membeli sesuatu yang dibuat Kakek, tapi orang aneh menawar melebihiku dan mengambil dua-duanya.
—Aku akan membuat lebih kalau aku menjadi lebih baik.
—Eunah: Wow! Sesuatu yang dibuat kakek hanya untukku? Berapa yang harus kubayar? 1 juta? 2 juta?
Kang Shin-hyuk yang sedang dalam suasana hati yang bagus membalas dengan baik pada pesan dari Eunah yang segera datang, tapi dia malah mengobrkan keinginannya. Sebagai hasilnya, persaingan antara Tsukuyo dan Eunah berkobar, dan pada akhirnya, itu akan menjadi perang yang akan menelan seluruh Semesta Pahlawan.
Bukan berarti Kang Shin-hyuk tahu tentang itu.