A VIP as Soon as You Log In - Chapter 106 - Senjata Rahasia Satuan Tugas – 3
- Home
- A VIP as Soon as You Log In
- Chapter 106 - Senjata Rahasia Satuan Tugas – 3
A VIP as Soon as You Log In – Chapter 106 : Senjata Rahasia Satuan Tugas – 3
Translator: AvaLone
Sistem Gaia menentukan nama semua gerbang, yang bisa dilihat oleh orang pertama yang melihatnya, tapi tidak ada cara untuk mengetahui asal usulnya. Biasanya, itu ada hubungannya dengan musuh atau lingkungan yang ada di dalam gerbang. Namun, tidak ada yang tahu mengapa gerbang A+ di Pyeongchang disebut Belatos. Tebakan yang umum aalah bahwa itu merupakan nama boss-nya.
“Tapi, ternyata bukan.” Mereka berada di dalam alun-alun bawah tanah yang bertempat di bawah gunung berbatu tertinggi di gerbang Belatos setelah menuruni tangga batu. Sembilan batu nisan ditanam di sekeliling alun-alun, dan segera setelah dia melihatnya, Shin Eunah memahami arti nama gerbang itu.
“Kurasa Belatos merupakan nama dunia ini.”
“Hah?”
“Oh, benar. Lihat sini.” Shin Eunah menariknya ke batu nisan di sudut paling dekat dari alun-alun. Itu diukir dengan bahasa yang tidak bisa ia pahami. Atau lebih tepatnya, seharusnya tidak bisa, tapi entah bagaimana ia bisa membacanya.
—Ini adalah fungsi yang disediakan oleh Semesta Pahlawan
Administrator akhirnya berbicara setelah lama diam. Kang Shin-hyuk kurang lebih sudah tahu. Lagipula, ia sudah menjumpai penduduk pribumi dunia lain, dan ia bisa berkomunikasi dengan mereka secara alami.
“Apa kamu bisa membacanya? Itu adalah salah satu keuntungan pertama Semesta Pahlawan. Kau mempelajari kata-kata yang berfungsi sebagai asal usul dari semua bahasa di dunia.”
“Apa-apaan itu?! Kalau begitu, apa aku bisa bicara dalam bahasa Inggris?”
“Cobalah.” Ia mencobanya, dan itu keluar dengan alami. Saat ia terpikir untuk berbicara dalam bahasa Cina, Jepang, Perancis, dan bahasa lain yang melintas di benaknya, ia bisa melakukannya dengan mudah.
“Tidak masuk akal…”
“Itu adalah salah satu keuntungan paling dasar dari Semesta Pahlawan, tapi juga yang paling penting.”
“Lalu, kita bisa berkomunikasi di papan buletin…”
“Karena ini…” Konyol karena ia belum menyadarinya sampai sekarang. Ia pikir itu semua masih dalam bahasa Korea. Namun, karena sekarang ia tahu, menerimanya tidaklah sulit.
“Semesta Pahlawan…menganggap bahwa kita sedang bekerja dalam koneksi dengan dimensi lain.”
“Hah…jadi, apa yang kamu bicarakan?”
“Ini menceritakan Belatos, dan kehancurannya.”
“Kenapa hancur…tidak, tunggu, aku tidak perlu bertanya.” Ia tinggal membaca batu nisan itu sendiri. Batu nisan itu juga mengacu pada Jormungand.
“Ini memiliki rekaman dari pertempuran antara Jormungand dengan Belatos. Butuh waktu untuk ditafsirkan sepenuhnya, tapi ini sangat berguna.” Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa membagi informasi ini dengan dunia luar, karena administrator tidak akan mengizinkannya, tapi mungkin batu ini punya sesuatu yang bisa mereka manfaatkan.
—Mereka tidak pantas tahu.
“Aku sudah menduganya.” Kang Shin-hyuk berjalan pelan di sepanjang gua untuk membaca sejarah yang terukir di semua sembilan batu nisan dengan Shin Eunah berjalan di sampingnya. Rasanya seperti berada di suatu museum, tapi itu sungguh ruangan boss dari gerbang A+.
“Rasanya seperti aku bermain dengan kakek.”
“…”
—Dasar gila.
Kang Shin-hyuk merasakan panas dari perkataan administrator. Ia tidak tahu bagaimana administrator akan bereaksi jika dia tahu bahwa Shin-hyuk merasakan hal yang serupa.
“Kakek, tidak usah terlalu mencemaskannya.”
“Hah?”
“Sejarah mereka adalah sejarah mereka, bukan milik kita. Kita hanya perlu memahaminya supaya kita bisa melawan Jormungand.”
“…Aha, jadi itu maksudmu.” Kang Shin-hyuk mengangguk. Shin Eunah khawatir kalau ia akan takut jika ini terjadi pada Bumi. Seperti yang dia katakan, ini hanyalah sejarah dunia lain. Selain itu, ia punya jauh lebih banyak ingatan yang jelas mengenai kehancuran di kepalanya daripada di tulisan ini. Ingatan Anvil belum penuh, tapi ia setidaknya bisa mengingat kembali keputusasaan yang dia derita. Namun, Shin-hyuk tidak mengabaikannya, melainkan menerimanya.
“Tidak usah khawatir. Kalau aku takut karena ini, aku pasti akan tersesat di gerbang irregular pertamaku.”
“Baiklah…” Ia membalas tatapannya, dan kali ini dia berpaling darinya dengan pipi memerah.
“Hm?”
“Ayo pergi ke boss-nya sekarang.”
“Ah, benar.” Shin Eunah memasukan mananya ke dalam batu nisan pertama, dan batu itu perlahan-lahan turun ke dalam tanah.
“Uh?”
“Jangan khawatir, tidak apa-apa.” Sebuah cahaya putih mulai muncul dari area di mana batu nisan pertama menghilang. Dari dalam, sekelompok monster yang menyerupai babi hutan raksasa muncul. Mereka adalah versi elit dari monster peringkat A+ yang ia buru di dalam dungeon sebelumnya.
—Grrr…
—Kiii!
“Apa kamu bisa menghadapinya?”
“Ya.” Pada saat ia melihat mereka, Kang Shin-hyuk sudah mengayunkan lengannya ke depan untuk melempar benang ke arah mereka. Mereka secara naluriah bergerak untuk menghindar, tapi itu sudah cukup untuk memperlambat mereka. Itu berkat penghalang yang mencegah mereka pergi.
—Kiiii!
Ia bisa mengikat monster-monster itu sekaligus dengan gerakan yang halus, lalu melompat ke depan sambil menarik benang-benangnya untuk memotong mereka.
—Buoooooooh!
Salah satu babi hutan liar menghindari benangnya dan berlari ke arahnya, memutar taringnya seperti bor, tapi Kang Shin-hyuk menendang tanah untuk menghindarinya.
—Kyaaaah!
Sebuah pisau muncul dari kakinya dan menancap di kepala babi hutan itu. Itu adalah salah satu pisau lempar yang ia buat dari jarum lebah dan pedang belalang sembah dari kolaborasi dengan Lee Na-hee.
[Black Tiger Needle]
[Peringkat A]
[Kemampuan Spesial: Poison, Bog, Incarnation]
*Poison: Senjata ini mengandung racun yang kuat.
*Bog: Penetrasi senjata bertambah, dan luka yang ditimbulkan akan semakin memburuk dari waktu ke waktu.
*Incarnation: Pengguna senjata ini bisa mengendalikannya seperti bagian tubuhnya sendiri. Orang lain menjadi lebih sulit menyadarinya.
Kemampuan terakhir berarti pisau itu bisa ditembakkan dari manapun di tubuhnya, ia bahkan bisa melemparnya dari ketiak. Ia menyembunyikannya di mana-mana di balik seragamnya. Ia telah menempa satu set dari mereka dengan kekuatan yang sama, meskipun saat ini ia tidak bisa mengikat senjata-senjata itu dengan kekuatannya sendiri. Itu murni berkat Lee Na-hee.
Ia segera menghabisi monster yang tersisa dengan mengulurkan jaring benang petir. Jaring itu menembus dahi babi hutan di dekatnya yang sudah ditusuk pisau, membungkus otaknya dan menghancurkannya. Babi hutan itu tenggelam ke dalam tanah.
—Kau telah mengalahkan monster yang membahayakan keseimbangan dunia. Bonus berdasarkan tingkat keanggotaan! Kau memperoleh 180,000HP! Sebagai bonus VIP, kau mendapat tambahan bonus HP senilai 50% dari hadiah, dengan total 270,000HP!
“Sempurna.”
“Ya, sepertinya itu dibuat dengan baik.” Black tiger needle dari awal dibuat untuk digunakan bersamaan dengan jaring laba-laba. Sebagai ganti dari pangkal, pisau itu memiliki kait kecil yang bisa ditangkap dengan benang.
—Pertarungan yang bagus. Bonus 1,500HP!
“Terima kasih.” Administrator memberikan bonus setiap kali ia bertarung, tapi ia tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih. Terkadang, dia bahkan memberi bonus sambil mengatakan bahwa ia adalah anggota yang baik karena tidak pernah melupakan kesopanannya. Tapi berkat itu, ia perlahan-lahan kehilangan pemahamannya tentang nilai HP.
“Kakek mungkin akan segera mendapat nama.” Shin Eunah berkata begitu saat dia melihat Kang Shin-hyuk setelah bertarung. Ia memiringkan kepala.
“Nama? Seperti untuk monster?”
“Bukan, bukan begitu.” Di dalam game, monster bernama biasanya jauh lebih kuat.
“Beberapa ranker punya gelar khusus. Meskipun ada kasus di mana mereka hanya mengacu pada namanya, seperti Michael Sampson.”
“Itu bagus.” Yang bagus adalah bahwa itu merupakan nama yang biasa-biasa saja sampai-sampai ia hampir langsung melupakannya. Ia mencoba mengingat kembali siapa dia itu.
“Apa dia ranker tingkat tinggi?”
“Dia peringkat ke-22. Traitnya adalah pengerasan, dan dia dikenal karena menghantam semua musuhnya. Tapi semua orang hanya memanggilnya Michael Sampson.”
“Kenapa?”
“Karena itu terlalu biasa.” Memang, pengerasan bukanlah trait yang langka. Shinyoung punya beberapa murid yang punya trait yang serupa, meskipun peringkatnya bervariasi.
“Berikan saja aku julukan yang masuk akal.”
“Hm…Kakek itu beda jauh dari Michael Sampson. Metode pertarunganmu jauh lebih menarik dan elegan. Memberi kesan yang kuat dan juga penting…meskipun Kakek sudah bagus dalam hal itu.”
“…Seperti saat di aula kontes sebelumnya?”
“Hah. Itu hebat. Jika kamu terus bertarung seperti itu, membangun kesadaran orang terhadapmu tidaklah sulit. Lalu, kemampuanmu untuk mempengaruhi masyarakat superhuman bertambah, dan ranker akan lebih mungkin untuk menerimamu. Itulah sebabnya kamu perlu julukan yang punya dampak.”
“Seperti Thunder Empress?”
“Ugh.” Wajah Shin Eunah segera berubah menajdi merah. Dia menggembungkan pipinya dan mengaktifkan dua batu nisan lagi dengan mananya, memunculkan puluhan monster.
—Woah…!
“Ah.”
“Apa kita harus melakukan yang keempat juga?”
“Tidak, tunggu! Tunggu sebentar!” Kang Shin-hyuk memutuskan untuk menahan lelucon sampai mereka mengalahkan bossnya.