A VIP as Soon as You Log In - Chapter 102 - Awal Musim Panas – 4
A VIP as Soon as You Log In – Chapter 102 : Awal Musim Panas – 4
Translator: AvaLone
Kang Shin-hyuk merasakan hawa dingin menjalarinya segera setelah ia membuka pintu ruang klub. Untuk sesaat, ia bertanya-tanya apa ia malah memasuki gerbang irregular, tapi ternyata bukan. Itu hanya karena Shin Eunah berdiri tepat di depannya. Lee Na-hee juga ada di sana, berdiri dengan berani di hadapan Shin Eunah meskipun kakinya gemetar. Kang Shin-hyuk sendiri hampir tidak bisa membuka mulutnya karena tekanan yang ia rasakan.
“Oh…senior, ada apa?”
“Aku diberitahu kalau kamu akan bekerja sebelum makan siang, jadi aku kemari untuk menemuimu.”
“Hei, bagaimana bisa dia…”
Keduanya membalas secara bersamaan, lalu menoleh untuk saling menatap lagi. Yah, itu wajar saja. Ia memanggil mereka berdua senior, pikirnya. Shin Eunah berbicara lagi, tatapannya tidak pindah dari Lee Na-hee.
“Kudengar anak ini ahli sihir. Apa kalian ingin bekerja bersama seperti biasa?”
“Uhm, ya…”
“Apa kamu butuh ahli sihir? Kontesnya tidak bagus dibandingkan skillmu yang biasa.”
“Urgh?!” Shin Eunah dengan terang-terangan menyinggung Lee Na-hee yang tahu bahwa pedang panjang itu bukanlah karya terbaik Kang Shin-hyuk. Tapi, dia segera pulih dan menyangkalnya.
“Kami membuatnya saat pertama kali bertemu dan tidak mengenal satu sama lain dengan baik, tapi sekarang kami cocok satu sama lain! Hei, junior, perlihatkan itu pada orang ini! Itu!”
“Ah, Um…ya? Apa itu?” Setelah bingung sejenak, ia menyerahkan Lightning Spider Web yang mereka buat bersama kepada Shin Eunah. Ia heran kenapa mereka berdua bertengkar. Shin Eunah menatap benang emas yang berkilau, berseru kecil.
“Cantik…! Ini…yang kemarin?”
“Ya.”
“Jadi itu sebabnya dia tahu kalau kamu adalah Shin Eun-hyuk…” Ia semakin cemas dengan pembicaraan macam apa yang mereka lakukan sebelum ia tiba.
“Kakek memang hebat, ini cantik.”
“Hmm…?” Shin Eunah mengatakan pernyataan kekanak-kanakan sebelum dia sadar bahwa mereka tidak sendirian. Wajahnya langsung menegang, tapi Lee Na-hee tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapnya. Shin Eunah menghindari tatapannya dan mencoba menyerang balik.
“Ini memang teknik penguatan yang halus, tapi itu juga jelas bahwa juniorku bisa membuat benda yang lebih baik tanpa penguatan. Buktinya…” Shin Eunah menatap Kang Shin-hyuk sampai ia mengeluarkan Venom Princess Soul. Sekarang giliran Lee Na-hee untuk takjub.
“Ugh, apa kau memakai ini kemarin? Apa-apaan ini…peringkat A+, bagaimana bisa kau melakukannya?”
“Itu berkat pembuatan jaring petir sehingga aku bisa mengetahuinya, dan material-material yang bagus.”
“Kalau artefak peringkat A+ bisa dibuat hanya karena materialnya bagus, semua ranker tingkat tinggi pasti punya artefak lebih banyak dari yang mereka butuhkan!” Shin Eunah tersenyum kejam saat melihat Lee Na-hee menginjak lantai karena frustasi dan kagum.
“Lagipula, kau hanyalah batu lompatan untuk juniorku.”
“Wow…!”
“Kenapa kamu bangga?” Kang Shin-hyuk menghela napas. Ia mencoba menenangkan situasi dan membela Lee Na-hee, tapi itu tidak berjalan dengan baik.
“Mari bekerja. Senior…Lee Na-hee, jangan mempedulikan Shin Eunah. Shin Eunah, diamlah dan jangan mengganggu pekerjaan kami.”
“Junior, sikapmu kepadaku terasa sangat kejam.”
“Perasaanmu saja.”
“Ooh…juniorku hebat.” Lee Na-hee berekspresi bangga pada Shin Eunah sebelum menoleh ke Kang Shin-hyuk. Tidak akan berakhir dengan baik jika dia mengetahui wajah asli Shin Eunah. Lagipula, dia sudah memanggilnya kakek tanpa sengaja. Shin Eunah terdiam, tersipu malu.
“Apa dia kakakmu?”
“Kau benar-benar mempercayai itu, Senior Lee Na-hee?” Kang Shin-hyuk membalas Lee Na-hee saat mereka memasuki bengkel.
“Panggil dengan lebih santai, seperti yang lainnya.”
“Contohnya?”
“Kau boleh memanggilku noona.”
“Aku tidak mau mati.” Pada akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti menggunakan nama keluarganya dan memanggilnya Na-hee. Anehnya, setelah insiden sebelumnya, ia merasa lebih dekat kepadanya. Mungkin itu karena mereka memiliki selera yang sama memalukannya dari SMP. Ia tidak mau terus lebih akrab dengan orang hanya karena itu.
“Jadi, apa yang ingin kau buat hari ini?”
“Aku ingin membuat senjata lempar yang bisa kupakai sebagai Shin Eun-hyuk, dan aku baru saja mendapatkan beberapa bahan yang bagus.”
“Apa kau benar-benar membutuhkannya? Benang kemarin memenuhi semuanya dari jarak dekat sampai jarak jauh.”
“Tentu saja butuh. Sepuluh benang sudah bagus, tapi aku butuh cadangan yang lebih kuat dari itu untuk jaga-jaga.”
“…Kau kelihatan sangat bersemangat.”
“…” Tanpa menjawabnya, Kang Shin-hyuk mengeluarkan material dari penyimpanannya. Itu adalah sisa-sisa sengat tawon. Benang sepanjang sepuluh senti–sengat tipis yang sepertinya dibuat untuk dilempar.
“Ini beracun juga, kan? Mungkin daripada Death Puppeteer, harusnya Spider Puppeteer…”
“Bisakah kau tidak menambah julukanku?” Kang Shin-hyuk melambai dan kembali ke urusannya. Ia ingin Lee Na-hee mengukir dua penguatan pada senjata: angin dan sembunyi.
“Angin?”
“Lihat sini.” Kang Shin-hyuk melambaikan jarinya di depan wajah Lee Na-hee, memutar angin lemah di sekeliling jarinya. Mata Lee Na-hee terbuka lebar.
“Atribut?!”
“Sebenarnya, aku memakainya kemarin saat mengendalikan benang.” Semahir apapun dirinya dengan senjata, mustahil mengendalikan kesepuluh benang tanpa Wind Mastery. Sarung tangan buatannya dibuat untuk dipakai bersama Wind Mastery.
“Bukan trait, kau pasti mendapatkan skill penguasaan atribut. Tidak masuk akal. Kenapa kau mendapatkan semua hal yang keren?”
“Kau mungkin juga akan mendapatkannya kalau kau menyelesaikan gerbang irregular sendirian.”
“Maaf, simpan saja.” Keduanya langsung mulai bekerja saat mereka mengobrol. Sementara itu, Shin Eunah menonton dari luar bengkel dengan pipi menggembung. Dia tidak suka Lee Na-hee dekat-dekat dengan Shin-hyuk.
“Kakek tidak butuh ahli sihir…”
“Itu hanya pendapatmu.”
“Oh, Claire.” Tiba-tiba Claire muncul dibelakangnya. Dia muncul setelah menerima panggilan dari Eunah yang mengatakan bahwa dia akan pergi ke klub pembuatan artefak. Claire terlambat selangkah, tapi dia masih ke sini.
“Tidak bisa mengacau di depannya?”
“Kau bertingkah seolah kami kekasih.”
“Mereka hanyalah anak-anak.”
“…” Shin Eunah berpaling tanpa mengatakan apa-apa.
“Ah.”
“Apapun yang kau katakan kepadanya, pastikan jangan terlalu keras.”
“Aku hanya memberitahu juniorku kebenaran.”
“Apa maksudmu?”
“Kurasa dia adalah ahli sihir yang tidak punya alasan untuk bersama kakek.” Mata Claire menyipit, dan Shin Eunah segera membuat alasan untuk tindakannya.
“Juniorku bisa membuat artefak yang sempurna sendirian. Dia butuh ruang untuk tumbuh.” Mungkin bagi Shin Eunah seperti itu, tapi apa memang benar? Claire menggelengkan kepala dan menghela napas.
“Itulah sebabnya kau hanya kelas tempur.”
“…Kedengarannya seperti aku tidak memahami juniorku.” Shin Eunah tidak senang karena Claire setuju dengan Kang Shin-hyuk. Dia mengepalkan tangannya, tapi Claire tidak mundur.
“Kalau menyangkut produksi, memang benar kalau kau tidak paham. Lihat.”
“Oh, um.” Shin Eunah mengikuti arah yang ditunjuk Claire, menatap wajah Kang Shin-hyuk saat ia mengolah sengat. Ekspresinya mengendur saat dia melihat Shin-hyuk bekerja dengan serius.
“Hei…” Shin Eunah sekarang asyik menonton ia bekerja, membuat Claire mengerang. Dia bisa memahami perasaan Shin Eunah sampai batas-batas tertentu. Lagipula, sosok seseorang yang dengan penuh semangat mengabdikan diri pada pekerjaan mereka memang mempesona. Terutama Kang Shin-hyuk. Konsentrasi transenden itu memberi petunjuk pada reinkarnasinya.
‘Yah, biarlah.’ Claire memikirkan insiden teroris saat melihatnya. Ia memanipulasi untaian-untaian benang itu dengan bebas, memotong monster dan para teroris. Dia menonton video kejadian itu seharian berulang-ulang.
‘Kenapa perasaanku…darimana anak ini muncul? Kenapa?’ Kalau bukan karena Shin Eunah, dia mungkin akan memeluknya segera setelah pertarungan berakhir. Kalau saja ia tiga tahun lebih tua.
“…Claire?” Pada saat itu dia kembali ke akal sehatnya, merasakan tatapan tajam Shin Eunah. Claire sadar dia juga menatap Shin-hyuk dari tadi.
“Astaga, lihat jamnya.”
“Ah, ya. Sebelum itu, aku ingin menanyakan sesuatu.”
“Itu hanya perasaanmu”
“Hah…” Mereka menunggu dengan tenang dalam suasana dingin sampai Kang Shin-hyuk menyelesaikan pekerjaannya.