A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 93

Bab 93: Seratus “Maaf” (3)

Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

Pada saat itu, dia jauh lebih tinggi daripada dia. Merasakan seseorang yang dekat dengannya, dia mendongak untuk melihat bahwa itu adalah dia.

Dia terkejut pada awalnya ketika dia melihat itu adalah dia, tapi kemudian dia membuang muka.

Mereka berdiri diam di depan satu sama lain untuk sementara waktu, kemudian dia diam-diam mendorong payung ke tangannya dan kembali ke hujan lebat.

Hujan begitu deras sehingga pakaiannya benar-benar basah setelah beberapa detik.

Bahkan sebelum dia mengambil dua langkah ke depan, dia mendengar suaranya. “He Jichen!”

Dia tidak ingin berhenti, tetapi dia memanggilnya lagi, “He Jichen!”

Dia berbalik dan melihat dia mengejarnya sambil memegang payung.

Dia berdiri di depannya dan mengangkat payung tinggi-tinggi di atas kepalanya. Kemudian dia mengatakan sesuatu yang diukir dalam hatinya hingga hari ini.

“He Jichen, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”

Tanpa menunggu jawaban, dia menambahkan, “Jangan berbohong …”

“Aku akan jawab dulu. He Jichen, akhir-akhir ini segalanya tidak baik untukku. Saya salah atas apa yang terjadi dengan Qian Ge. Saya tidak akan pernah mengganggu bisnis Anda lagi. Anda adalah teman paling penting bagi saya; Saya tidak ingin berdebat dengan Anda. ”

Teman yang paling penting … He Jichen, pada saat itu, tidak menyadari bahwa kata kuncinya adalah “teman.” Dia begitu bingung dengan kata “penting” sehingga amarahnya menghilang. Dia menatapnya dan berkata, “Hal-hal yang tidak baik bagi saya akhir-akhir ini juga karena Anda juga teman yang paling penting bagi saya.”

…

“Ding dong, ding dong …” Pemberitahuan teleponnya berdering beberapa kali. He Jichen merasakan telepon di sakunya bergetar dan sedikit mengernyitkan alisnya. Dia perlahan membuka matanya dan menyadari langit gelap.

Karena dia sudah tenggelam dalam pikiran untuk waktu yang lama, dia sedikit linglung. Setelah beberapa saat, dia sadar dan menyadari bahwa dia masih berada di depan nisan He Yuguang.

Dia menyadari dia diam-diam mengenang kembali ke masa jarak seperti itu di masa lalu.

Dia Jichen menyalakan sebatang rokok lagi, memasukkannya ke mulutnya dan perlahan-lahan menyeretnya. Kemudian, dia meraih teleponnya.

Tang Huahua mengiriminya beberapa pesan di WeChat.

“He Xuezhang, aku harus memberitahumu sesuatu yang menghancurkan bumi!”

“Xiao Yi tidak kembali ke asrama kemarin. Dia kembali sore ini, menatap kosong ke luar jendela untuk waktu yang lama, lalu menelepon. ”

“Apakah kamu tahu siapa yang dia panggil? Dia menelepon perusahaan pembuat jodoh — dia benar-benar ingin kencan buta! ”

“He Xuezhang, aku baru saja bertanya pada Xiao Yi dan dia benar-benar ingin menikah!”

“Aku bertanya kenapa, tapi dia tidak menjawab langsung. Dia hanya mengatakan ingin menikah! ”

Dia bergerak lebih cepat dari yang pernah saya bayangkan. Ini hanya keesokan harinya, namun dia sudah memutuskan ingin menikah.

He Jichen ragu-ragu sejenak, lalu mengetik kata-kata “mengerti” ke Tang Huahua dan meletakkan teleponnya.

Dia terus duduk di sana sebentar sebelum mengeluarkan rokoknya, bangkit, dan menghadapi batu nisan He Yuguang.

–> Baca Novel di novelku.id <–