A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 887

Babak 887: He Jichen, Let’s Have A Baby (37)

Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

Ji Yi naik ke tempat tidur lalu tiba-tiba berpikir. Dia menoleh ke He Jichen, yang mengikutinya ke kamar, dan berkata, “Mungkin aku sedang haid. Perutku agak dingin. Bisakah Anda membuatkan saya secangkir teh jahe gula merah? ”

He Jichen mengangguk, dengan hati-hati meletakkan selimut di atas Ji Yi lalu perlahan berjalan keluar dari kamar.

Ji Yi mendengarkan dengan seksama suara gerakan di luar. Ketika dia tidak bisa mendengar langkah kaki He Jichen lagi, dia menyembunyikan ekspresi manis di wajahnya dan dengan cepat merobek selimutnya. Dia melompat keluar dari tempat tidur tanpa repot-repot memakai sandalnya dan buru-buru masuk ke ruang kerja.

Dia bergegas ke meja komputer lalu dengan cepat membuka laptop dan memasukkan kata sandi untuk memasuki layar beranda komputer.

He Jichen mungkin terperangah dengan kemunculan Ji Yi yang tiba-tiba, jadi dia tidak mengklik situs web yang dia kunjungi dan hanya menutup laptopnya.

Setelah Ji Yi masuk, dia langsung melihat situs web He Jichen sedang browsing.

Dia melihat komentar di halaman Weibo-nya.

Dia membaca baris demi baris komentar kebencian yang semua tentangnya.

Jadi, He Jichen hanya bereaksi seperti itu karena … dia melihat komentar seperti itu dari pengguna online?

Tapi … ini tengah malam. Dia tidak tidur tetapi sebaliknya, dia naik dari tempat tidur hanya untuk membaca komentar Weibo?

Ji Yi sedikit mengerutkan alisnya. Tak lama kemudian, dia tiba-tiba berpikir dan mengklik riwayat browsernya.

Daftar URL adalah semua tentangnya.

Mereka sebagian besar tautan ke halaman Weibo dan berita tentang kontrak pemutusan hubungan kerjanya.

Ji Yi menyapu tanggalnya. Dari malam Penghargaan Televisi dan seterusnya, dia melihat-lihat setiap hari sekitar waktu hari ini; jam empat sampai lima pagi.

Yang mengatakan bahwa setelah mereka berkumpul, dia sebenarnya tidak tidur ketika dia pikir dia.

Setiap hari, dia tinggal bersamanya dan setiap saat, dia menggodanya untuk membuat wajahnya memerah dan telinganya merah. Dia berpikir bahwa setelah mereka berkumpul, dia akan berada dalam suasana hati yang lebih baik, tetapi segalanya tidak seperti yang dia duga … Dia tidak benar-benar lebih baik. Dia hanya bertindak seolah dia lebih baik untuk membuatnya merasa lebih baik.

Dia hanya berulang kali memeriksa komentar Weibo karena dia peduli tentang apa yang dikatakan pengguna online tentangnya.

Dia tahu dia hanya peduli karena dia benar-benar mencintainya. Orang-orang memanggilnya seorang pembunuh dan merosot setelah video dirinya menikam Qian Ge bocor. Membaca kata-kata itu terasa lebih tak tertahankan daripada ketika dia dibenci di masa lalu.

Namun, dia tidak berani membaca semua itu di depannya karena takut dia akan merasa terbebani. Itulah sebabnya dia memilih untuk turun dari tempat tidur setiap malam ketika dia tertidur lelap dan dengan diam-diam membacanya di ruang kerja.

Rasa sakit yang menusuk menusuk hati Ji Yi sekali lagi.

Matanya mulai berair ketika dia menatap layar laptop.

Dia takut He Jichen akan melihat semua ini ketika dia naik dan mengetahui dia menyadari dia berpura-pura setiap hari. Dia takut dia akan merasa lebih berat, jadi dia tidak berani tinggal di ruang belajar terlalu lama. Dia cepat-cepat menutup laptop dan kembali ke kamar.

Dia berbaring di tempat tidur, menarik selimut ke atas tubuhnya, dan mencoba yang terbaik untuk menenangkan diri.

Tapi dia tidak berhasil tepat waktu. He Jichen sudah kembali ke atas.

Ji Yi takut He Jichen akan menyadari ada sesuatu yang salah, jadi dia cepat-cepat menutup matanya dan menunggu He Jichen berjalan ke sisi tempat tidur. Setelah memaksa dirinya untuk tenang, dia kemudian membuka kelopak matanya. “Apakah sudah siap?”

“Mhm,” jawab lembut J Heen. Dia membawa cangkir di depan Ji Yi. “Ini sedikit panas, jadi minumlah perlahan.”

Facebook Twitter Google+ Them…

–> Baca Novel di novelku.id <–