A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 723

Babak 723: He Jichen is …… He Yuguang (33)

Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

“Chen Bai, aku menyeretnya ke bawah. Kesengsaraan He Jichen semua dimulai karena aku … ”

Ji Yi menyeka air matanya saat dia mengambil botol birnya dan menenggaknya.

Setelah dia selesai minum semua bir, Ji Yi membanting botol itu ke meja. Kemudian dia bergumam, “… Seberapa hebat jadinya jika aku tidak bangun? Jika aku tidak bangun, dia tidak akan diserang seperti ini sekarang … ”

“Miss Ji, Anda salah,” sela Chen Bai, yang telah mendengarkan selama ini. “Dari cara kamu melihat sesuatu, kamu mungkin berpikir kesengsaraan He Jichen semua dimulai denganmu, tetapi kamu tidak tahu … Tuan He paling bahagia ketika dia melakukan sesuatu untukmu.”

“Karena Mr. He pernah mengatakan bahwa dengan melakukan sesuatu untukmu, dia merasa dia benar-benar dekat denganmu.”

“Dulu ketika Qian Ge mengancam He dengan video itu, He memutuskan bagaimana cara menanganinya. Saya bertanya kepadanya mengapa dia ingin melakukan ini, dan Tn. He mengatakan dia menjanjikan Anda masa depan yang cerah, jadi itulah yang dia lakukan. Dia tidak ingin menghalangi jalanmu, jadi dia tidak punya pilihan lain selain keluar dari jalan tanpa kompromi! ”

Air mata Ji Yi jatuh dengan geram sampai isak tangis keluar dari bibirnya.

“Aku bahkan bertanya kepada He. Apakah dia sekarang menyesal melakukan itu pada Qian Ge saat itu?”

“Pak. Dia bilang dia tidak menyesal karena dia tidak pernah menyesali apa yang dia lakukan untukmu. ”

“Pak. Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia punya kesempatan, dia akan melakukannya lagi karena dia tidak bisa duduk dan tidak melakukan apa-apa sambil tahu bahwa kamu disabotase! ”

Ji Yi akhirnya tidak bisa menahannya lagi dan tergeletak di atas meja menangis.

Chen Bai membiarkannya menangis sampai tangisannya melunak. Saat itulah dia mengulurkan tangan dan menyentuh bahunya.

Ji Yi mengangkat kepalanya dan menatap Chen Bai, yang menyerahkan tisu padanya.

“Terima kasih,” katanya.

Tepat setelah dia menyeka matanya, mereka menjadi basah lagi.

Dia mungkin tidak menyeka mereka. Mencengkeram jaringan, dia mengangkat kepalanya dan menatap Chen Bai. “Kamu sudah lama bersamanya. Anda harus tahu banyak tentang dia. Bisakah Anda ceritakan tentang dia …? ”

Ji Yi takut Chen Bai akan menolak, jadi dia menambahkan, “… katakan apa pun yang kau inginkan – tidak apa-apa selama ini tentang dia.”

Karena aku benar-benar sangat merindukannya.

Chen Bai berhenti sejenak dan menjawab Ji Yi hanya dengan satu kata: “Baiklah.”

Ji Yi tidak mengucapkan sepatah kata pun saat dia menangkupkan dagunya dengan kedua tangan dan menatap Chen Bai dengan serius, seperti seorang anak yang menaruh perhatian penuh.

“Pertama kali saya bertemu Mr. He di sekolah asrama …”

“Kami baru saja menyelesaikan pelatihan militer kami beberapa hari sebelumnya ketika seseorang mengirimi He surat cinta. Juga, ada gadis-gadis yang berkerumun di pintu masuk kantin, mencoba untuk mengaku pada He. ”

“Aku ingat dengan jelas bahwa ada seorang gadis yang berlari ke ladang pada hari Valentine dan mengatur banyak lilin menjadi kata-kata: ‘He Jichen, aku mencintaimu.’”

“Ketika Mr. He pertama kali memulai YC, itu benar-benar sulit. Dia sering harus bekerja sampai larut malam. ”

“Anda mungkin tidak pernah membayangkan bahwa cara He untuk menghilangkan stres adalah dengan menonton Spongebob Squarepants.”

“Biarkan aku memberitahumu … Tuan. Dia takut pada kucing.”

“Juga, Tuan He suka buah persik, tapi dia paling benci mencuci buah persik.”

“…”

Chen Bai berbicara banyak tentang He Jichen.

Mereka berdua hanya berhenti berbicara ketika restoran hot pot tutup. Mereka membayar tagihan dan pergi.

Ji Yi tidak membiarkan Chen Bai membawanya pulang, jadi dia mengantarnya kembali ke sekolah.

Ji Yi berjalan ke sekolah dan berhenti saat dia mendekati asramanya.

Dia berdiri di sana sebentar lalu berbalik. Dia berjalan keluar dari sekolah dan memanggil taksi untuk apartemen He Jichen.

Dia berdiri di luar apartemennya pada hari dia tahu dia akan pergi.

Malam itu, lampu-lampu di ruang kerjanya menyala, tapi malam ini, apartemennya gelap gulita.

Dia sudah pergi. Dia benar-benar pergi. Sudah dua bulan sejak dia pergi, tapi rasanya seperti mimpi …

Ji Yi mengangkat kepalanya dan menatap ke apartemen He Jichen untuk waktu yang lama. Kemudian dia berjalan ke gedung, naik lift, dan berhenti di lantai He Jichen.

–> Baca Novel di novelku.id <–