A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 675

Bab 675: Kau Sukacita Masa Remajaku, Remaja yang Aku

Sukai (15) Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

Ji Yi tidak tahu berapa lama dia berdiri di sana, juga tidak memperhatikan berapa banyak orang yang lewat saat mereka masuk dan keluar dari The Golden Lounge.

Selain itu, dia tidak tahu berapa kali sopir taksi memanggilnya atau kapan akhirnya dia membatalkan perjalanannya.

Dia hanya tahu bahwa setelah dia sadar, wajahnya lama berlinangan air mata.

–

Karena kesehatan Cheng Weiwan, aborsi ditunda hingga akhir April.

Dari pertengahan April dan seterusnya, Beijing memiliki langit yang cerah untuk sisa bulan ini.

Dia tidak yakin apakah Tuhan mengasihani bayi di dalam dirinya, tetapi sebelum operasi, malam itu cerah dan penuh bintang. Kemudian cuaca berubah suram keesokan paginya.

Aborsi dijadwalkan pukul sepuluh pagi.

Cheng Weiwan memaksakan dirinya untuk tidur pada jam tiga pagi dan bangun sebelum jam lima pagi.

Dia berharap itu semua adalah mimpi buruk, tetapi ketika dia menatap langit-langit, dia perlahan-lahan meraih lengannya dan menjepit pahanya. Rasa sakit yang tajam mengatakan kepadanya bahwa rasa sakit seperti api penyucian yang dia alami semuanya nyata.

Dia tidak yakin apakah itu karena dia terlalu banyak menangis baru-baru ini, tetapi Cheng Weiwan tidak bisa menangis lagi pada hari operasinya.

Dia berbaring di tempat tidur seperti mayat sampai alarmnya berbunyi. Kemudian dia turun dari tempat tidur dan memasuki kamar mandi.

Dia mandi luar biasa serius seolah-olah dia sedang dalam upacara. Untuk seseorang yang tidak pernah benar-benar suka memakai riasan, dia dengan hati-hati merias wajahnya. Kemudian dia membuka lemari pakaiannya dan mengenakan gaunnya yang paling mahal dan indah.

Semua berpakaian, Cheng Weiwan melirik pada saat itu. Saat itu jam sepuluh sampai delapan – masih ada sepuluh menit sampai dia setuju dengan sekretaris Han Zhifan.

Karena dia mengirim sms untuk mengatakan dia memutuskan untuk menggugurkan anak, dia maupun Han Zhifan tidak saling menghubungi.

Cheng Weiwan menatap awan gelap di langit, dengan erat memegang teleponnya. Pada akhirnya, dia menemukan telepon Han Zhifan dan menelepon.

Han Zhifan mungkin belum bangun ketika telepon berdering lama sebelum diangkat. Dari garis yang lain, dia dengan grogi berkata, “Halo?”

Itu hanya kata yang sederhana, tetapi hampir membuat pinggiran mata Cheng Weiwan memerah. Dia berusaha keras untuk memaksa dirinya untuk berbicara. “Aku … aku ada operasi jam sepuluh pagi hari ini.”

Han Zhifan, apakah Anda tahu apa yang saya maksud dengan itu?

Saya berharap bahwa pada menit terakhir, Anda memiliki perubahan hati dan ingin menjaga anak kami …

Telepon diam beberapa saat sebelum dia mendengar suara Han Zhifan yang tiba-tiba sadar. “Oh itu kamu.”

Oh, itu kamu … tiga kata mengejek itu …

Berapa banyak waktu yang telah berlalu? Setelah dia mendengar suaranya, dia benar-benar butuh waktu lama untuk bereaksi dan menyadari bahwa dia adalah orang yang memanggil …

Darah di wajah Cheng Weiwan langsung mengering dan jari-jarinya di sekitar telepon tidak bisa membantu tetapi mulai bergetar.

Dia sebenarnya berharap dia akan berbelas kasihan dan menjadi dewasa. Jika dia tidak menelepon, dia mungkin tidak akan ingat dia menjalani operasi hari ini. Dengan kata lain, dia pasti mendorongnya jauh ke belakang pikirannya, kan?

Jadi baginya, kisah mereka sudah lama berakhir. Dia adalah satu-satunya yang cukup bodoh untuk tetap dalam cerita mereka, berpikir itu belum sepenuhnya berakhir …

–> Baca Novel di novelku.id <–