A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 626

Bab 626: The Marriage Certificate

Founded (29) Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

Setelah merasakan sakitnya, Ji Yi menoleh dan melihat ujung rambutnya. Tanpa ragu-ragu, dia mencoba membebaskan rambutnya dari He Jichen tetapi pada akhirnya, rambutnya hanya melilitnya lebih erat.

He Jichen takut jika dia meluruskan, itu akan melukai kulit kepala Ji Yi, sehingga yang bisa dia lakukan hanyalah melengkungkan tubuhnya.

Wajahnya menghadap keningnya, sehingga napasnya menyapu Ji Yi tanpa henti, menciptakan mati rasa yang membuat jantungnya berdetak kencang. Dia mencoba membebaskan rambutnya sedikit lebih keras.

Dengan itu, dia berhasil menjalin rambutnya lebih kencang di sekitar tombol.

Semakin dia menarik, semakin kusut rambutnya. Beberapa helai rambut bahkan patah.

Saat Ji Yi hendak menarik lebih keras, He Jichen tiba-tiba meraih tangannya.

Sentuhan itu terasa listrik saat bergerak langsung dari telapak tangannya ke dasar hatinya. Kejutan itu membuat seluruh tubuh Ji Yi gemetar dan dia tiba-tiba menatap He Jichen.

Gerakannya begitu tak terduga sehingga begitu dia mengangkat kepalanya, bibirnya menyentuh bibir He Jichen.

Arus listrik kuat lainnya membuat Ji Yi menggigil. Dia jelas merasakan tubuh He Jichen menegang.

Suasana di ruangan itu tiba-tiba berubah menjadi romantis. He Jichen sedikit menurunkan matanya. Tanpa melihat wajah Ji Yi, dia menatap rambutnya dengan kencang di sekitar kancingnya lalu dengan hati-hati dia membukanya.

Wajah mereka begitu berdekatan. Meskipun Ji Yi tidak berani menatapnya setelah dia secara tidak sengaja menyentuh bibir He Jichen, dia bisa merasakan kehangatan tubuhnya, napasnya, dan aroma harumnya. Detak jantungnya benar-benar kacau saat wajahnya memanas.

Setelah He Jichen membebaskan rambut Ji Yi dari kancingnya, ia dengan ragu-ragu membuka rambutnya yang terurai, satu helai rambut sekaligus.

Ketika rambutnya diluruskan, dia kemudian melihat ke atas dan menatap wajahnya.

Kulitnya luar biasa adil, bulu matanya yang panjang dan keriting diturunkan, dan wajahnya yang memerah tampak … sangat menggoda.

Jari-jari He Jichen bergetar sejenak saat pandangannya pada Ji Yi tiba-tiba berubah seperti trance. Bahkan kata yang tertinggal di mulutnya, “baiklah,” menghilang tanpa jejak.

Mereka memegang posisi itu begitu lama tanpa mereka membuat suara.

Sama seperti Ji Yi berpikir dia sangat panas sehingga dia akan terbakar, dia mengangkat kepalanya dan menembak He Jichen sekilas.

Di bawah matanya yang hitam pekat ada sedikit warna merah …

Dengan hanya sekilas, Ji Yi menatap ke mata He Jichen.

Mereka menatap satu sama lain secara diam-diam selama beberapa waktu sebelum bibirnya bergerak dan dorongan kuat membuatnya menutup mata. Dia secara bertahap mengangkat kepalanya dan mengambil inisiatif untuk mendorong bibirnya ke arah He Jichen.

Saat bibirnya mendekat ke bibirnya, Ji Yi jelas merasakan bulu matanya berkibar seperti orang gila.

Tepat ketika bibir mereka akan menyentuh, teleponnya tiba-tiba berdering.

Ji Yi gemetar kaget kemudian langsung tersentak kembali ke akal sehatnya.

Dia buru-buru menggerakkan bibirnya menjauh dari He Jichen dan memandang teleponnya di atas meja. Itu adalah panggilan ibunya.

Ji Yi tidak ragu sejenak. Dia meraih telepon dan menerima telepon.

“Xiao Yi, sudah malam. Kenapa kamu tidak di rumah? ”

–> Baca Novel di novelku.id <–