A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 56

Babak 56: Tutup Mulutmu (6)

Penerjemah: Paperplane Editor: Caron_

Dia tidak bisa menyatukannya. Jari-jarinya, yang memegangnya erat-erat, tanpa sadar mulai membelai pinggangnya.

Tubuhnya bergetar sesaat, seperti malam itu empat tahun yang lalu. Dia perlahan membelai lehernya dengan jari-jarinya.

Kereta pikirannya terganggu oleh reaksinya. Dia tidak tahu apakah dia benar-benar bermimpi atau apakah ini nyata. Dia hanya tahu bahwa sentuhan lembut ini tidak bisa memuaskannya. Dia membutuhkan lebih banyak.

Ketika pikiran itu terlintas dalam benaknya, tangannya berlari kemejanya dan mencapai payudaranya.

Sepertinya dia melawan, tapi sekali lagi, mungkin tidak. Pikirannya dipenuhi dengan keinginan untuk memilikinya sehingga dia tidak bisa memikirkan hal lain. Dia mengikuti dorongannya dan membiarkan tangannya menjelajah di balik bajunya.

Ini sama dengan malam itu bertahun-tahun yang lalu. Kulitnya begitu luar biasa lembut sehingga menggoda pria itu tanpa henti. Dia tidak bisa membantu tetapi membelai kulitnya lebih cepat, dengan sedikit putus asa. Napasnya menjadi acak-acakan, dan sebelum dia bisa sadar, bibirnya jatuh ke pelipisnya, lalu ke dahinya. Ciumannya bergeser ke mata tertutupnya, sebelum akhirnya jatuh di bibirnya.

Dia tidak berani menggunakan terlalu banyak kekuatan dalam ketakutan bahwa itu semua hanya ilusi. Dia menggosok lembut padanya, dan sengatan listrik yang kuat datang padanya. Saat dia hendak masuk lebih dalam, dia tiba-tiba memalingkan wajahnya dan menghindari bibirnya.

Mungkinkah ini nyata? Ini tidak pernah terjadi dalam mimpinya. Dia tiba-tiba membalik, menekan dirinya di atas tubuhnya, lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya dengan keras.

Dia menciumnya dengan bersemangat dan bersemangat, dan ketika tangannya menyelinap di kerahnya, dia mulai membuka kancing kemejanya.

Dia mengulurkan tangannya untuk mencoba menghentikannya dengan segala cara yang mungkin, tetapi dia tidak cukup kuat. Dia menjauhkan tangannya dengan mudah dan membuka kancing bajunya lebih cepat.

Dia berjuang lebih keras. Kakinya mulai menggapai-gapai, dan kepalanya berayun tak menentu saat dia mencium udara kosong.

Bahkan dalam mimpiku, dia menghindariku?

Hati He Jichen tiba-tiba merasa sakit dan marah. Dia menyerah membuka kancing dari sisa tombol dan buru-buru meraih kerahnya. Dengan satu sentakan keras, dia merobek pakaiannya jadi dua. Dengan satu tangan, dia memegang dagunya dan menciumnya lagi, dengan keras. Dia kemudian mulai menjelajahi kulitnya yang terbuka.

Dengan linglung, dia pikir dia mendengar suara tangis wanita. Dia menganggap itu hanya imajinasinya, jadi dia tidak terlalu memperhatikannya. Dia menggeliat tanpa henti, lebih keras dan lebih sulit. Perlawanannya sedikit mengganggunya dan itu hanya membuatnya lebih menginginkannya. Dia mengepalkan rahangnya lebih keras dan meninggalkan bekas yang dalam dan tidak rata, satu demi satu di kulit putihnya sebagai hukuman.

–> Baca Novel di novelku.id <–