A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 269

Bab 269: Tidak Ada Keadilan Hanya Dia yang Benar dan Anda Salah. (9)

Penerjemah: Editor Paperplane: Caron_

He Jichen mengalihkan pandangannya saat dia melirik Cheng Weiwan. “Maaf merepotkanmu.”

Cheng Weiwan tidak memaksa dengan He Jichen seperti sekretaris, tetapi dia mengangguk lembut dan membawa peralatan medis bersamanya dalam perjalanan keluar dari suite He Jichen.

Ketika Cheng Weiwan tiba, Ji Yi baru saja selesai makan malam He Jichen membelikannya. Dia baru saja akan membereskannya ketika dia mendengar ketukan di pintu.

Dia membuka pintu untuk melihat Cheng Weiwan. Ji Yi tertegun sejenak sebelum dia membuka pintu lebih lebar dan menyambut Cheng Weiwan.

Ketika dia memberi isyarat kepada Cheng Weiwan untuk duduk, dia berjalan ke meja dan bersiap untuk merapikan makanan sisa.

Cheng Weiwan meletakkan kit medis dan melihat Ji Yi bergerak, jadi dia berjalan ke sisinya dan bergegas untuk membersihkan meja sebelum dia bisa.

Dengan luka di pinggangnya, Ji Yi tidak secepat Cheng Weiwan, jadi dia hanya bisa berkata, “Terima kasih.”

Cheng Weiwan tersenyum pada Ji Yi tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia mengambil kantong sampah, berjalan ke pintu dan meletakkannya di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamar mandi dan mencuci tangannya. Setelah dia keluar, dia memberi tahu Ji Yi, “Aku di sini untuk memeriksa lukamu lagi.”

“Oh,” jawab Ji Yi sambil buru-buru melepas atasannya untuk mengungkapkan pinggangnya yang diperban Cheng Weiwan.

Cheng Weiwan mendekat dan dengan hati-hati memeriksanya untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Sementara dia melakukannya, dia menggunakan kembali obat untuk Ji Yi, membalutnya, dan mengingatkan Ji Yi untuk tidak membiarkannya basah selama beberapa hari. Kemudian dia mulai mengepak peralatan medisnya.

Ji Yi tahu ini berarti bahwa Cheng Weiwan akan pergi.

Terlepas dari pertama kali Cheng Weiwan memanggilnya untuk mengundangnya bergabung dengan para pemain “Tiga Ribu Orang Gila,” mereka tidak pernah benar-benar berbicara satu sama lain. Karena Cheng Weiwan sudah merawat luka malam itu, dia harus mampir keesokan harinya untuk mengganti perban jika Ji Yi ingat dengan benar, tetapi Cheng Weiwan datang menemuinya hanya beberapa jam kemudian …

Ji Yi mengerutkan bibirnya. Melihat Cheng Weiwan sudah mengepak peralatan medisnya dan hendak bangun dan pergi, dia buru-buru berteriak, “Nona Cheng …”

Cheng Weiwan tidak mengatakan apa-apa selain menatapnya dengan tenang dan menunggunya selesai.

Ji Yi menggigit bibir bawahnya dan mengajukan pertanyaan di benaknya, “Apakah … dia memintamu untuk datang?”

Setelah jeda, Ji Yi takut Cheng Weiwan tidak akan tahu siapa yang dia maksud dengan “dia,” jadi dia menggerakkan bibirnya untuk mengatakan “He Jichen” ketika Cheng Weiwan mengangguk. “Ya, He Jichen memintaku untuk datang.”

Itu seperti yang saya pikir … Jari Ji Yi secara naluriah mencengkeram lengan bajunya.

Melihat Ji Yi tidak mengatakan apa-apa lagi, Cheng Weiwan berbicara lagi, “Apakah ada yang lain?”

Ji Yi dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Nggak.”

“Kalau begitu aku akan pergi.”

“Mhm …” Ji Yi bangkit dan melihat Cheng Weiwan ke pintu. Pertama-tama dia mengucapkan terima kasih sebelum mengucapkan selamat tinggal. “Selamat tinggal.”

Setelah Cheng Weiwan berjalan agak jauh, Ji Yi menutup pintu dan bersandar ke pintu kayu. Dia lupa waktu karena pikirannya berantakan.

…

Kembali ke kamar 1001, Cheng Weiwan menuju ke sisi He Jichen dan membuka peralatan medis.

Ketika dia memberi isyarat agar He Jichen membuka tangannya yang terluka, dia menyaksikan pria itu menatapnya dengan tegas. Saat itulah dia menyadari sesuatu dan dengan cepat berkata, “Tidak ada masalah dengan lukanya. Saya menggunakan kembali obatnya dan mengganti perbannya. Besok malam, saya akan pergi lagi untuk mengubahnya sekali lagi. Saya akan menghapus jahitan setelah tujuh hari dan dia akan baik-baik saja. ”

Saat memikirkan itu, He Jichen masih tidak mengatakan sepatah kata pun saat dia menyerahkan tangannya yang terluka ke Cheng Weiwan.

Cheng Weiwan berjongkok di tanah dan mengambil pinset dan gunting. Segera setelah itu, dia memilih pecahan kaca yang tersisa di telapak tangan He Jichen.

–> Baca Novel di novelku.id <–