A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 190

Bab 190: Pena Rekaman di Tangannya (10)

Penerjemah: Editor Paperplane: Caron_

Di antara pesan-pesan itu ada pengingat panjang untuk panggilan tidak terjawab yang dikirim oleh “10086.” Ada panggilan dari ibunya, Tang Huahua, He Yuguang, Lin Zhengyi, dan … He Jichen.

Ketika Ji Yi melihat panggilan yang tidak terjawab, dia mengirim SMS ke setiap orang untuk memberi tahu mereka bahwa dia aman.

Ketika He Jichen keluar dari kamar Ji Yi, dia mengalihkan perhatiannya dari berita kepadanya. Saat dia melihat ke bawah ke teleponnya, matanya tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh ke arahnya.

Penglihatannya selalu bagus. Duduk di sebelahnya, dia bisa melihat setiap kata di teleponnya.

Meskipun dia tidak mencoba untuk mengobrol dengannya, tatapannya sesekali kembali ke kata-kata yang tersebar di teleponnya ketika dia menyadari bahwa dia membalas semua orang yang memanggilnya sehari sebelumnya.

Ketika dia melirik lagi, dia melihat nama “He Jichen” muncul di layar yang menarik perhatian penuh padanya.

Dia menatap teleponnya, jadi dia tidak bisa melihat tatapannya, tetapi dia jelas memperhatikan bahwa jari-jarinya menegang. Dia menatap serangkaian panggilan tidak terjawab darinya kemarin selama sekitar tiga detik sebelum dia mengerucutkan bibirnya kemudian dia menghapus semua panggilannya yang terlewatkan.

Jari-jarinya secara naluriah ingin mengklik ke dalam teks, tetapi dia berhenti sejenak seolah-olah dia menyadari sesuatu dan keluar dari teks. Dia membuka log obrolan, menemukan nomor teleponnya, dan meletakkannya di daftar nomor yang diblokir.

Saat dia melakukan ini, dia tidak ragu sedikitpun. Bahkan, dia tampak seperti tidak ada yang terjadi. Detik berikutnya, dia membuka teksnya lagi untuk melihat puluhan pesan dari Lin Zhengyi.

He Jichen sudah melihat teks-teks itu tadi malam, jadi dia tidak sedikit pun penasaran. Dia mengalihkan pandangan periferalnya darinya dan menatap lurus ke depan televisi.

Dia menjawab panggilan semua orang yang terlewat selain teleponnya. Bukan hanya itu, tetapi dia memindahkan nomornya ke dalam daftar nomor yang diblokir.

Setelah memukul Lin Zhengyi terakhir kali di “China World Hotel Beijing” dan membawanya pulang, dia secara aktif datang untuk berbicara dengannya hari berikutnya.

Pada saat itu, dia sangat senang karena dia pikir hubungan mereka akhirnya membaik, tetapi setelah beberapa hari yang singkat, hubungan mereka menjadi lebih buruk daripada sebelumnya …

He Jichen memikirkan kembali bagaimana dia secara tidak sengaja melihat teks-teks Lin Zhengyi dan pena rekaman tadi malam setelah dia tertidur. Kecemasan di hatinya sejak tadi malam menjadi semakin intens.

Di sebelahnya, Ji Yi menundukkan kepalanya sementara dia mengetuk teleponnya tanpa henti, membalas pesan orang lain.

Suara lembut “ketuk ketuk” membuat He Jichen begitu terpukul dan sedikit mati lemas. Dia takut tiba-tiba kehilangan kendali, jadi dia meletakkan remote control, bangun, dan menuju ruang belajar.

…

Saat Ji Yi hampir selesai mengirim SMS, bantuan yang disewa menangis dari dapur di dekatnya, “Nyonya, makanan sudah siap.”

Ji Yi merespons dengan tegas. Dia selesai mengetik beberapa kata terakhir dan bangun. Dia menuju ke kamar mandi untuk mencuci tangannya lalu berjalan ke ruang makan.

Sementara dia makan, Ji Yi memperhatikan bahwa He Yuguang masih belum datang, jadi dia bertanya karena penasaran, “Yuguang Ge tidak makan?”

“Aku akan memanggilnya.” Helper meletakkan barang-barang di tangannya dan pergi ke ruang kerja.

–> Baca Novel di novelku.id <–