A Billion Stars Can’t Amount to You - A Billion Stars Can’t Amount to You Chapter 127

Bab 127: Menjaga Dunia Utuh dalam Gelap Tentang Mencintaimu (7)

Penerjemah: Paperplane

Editor: Caron_

Hanya sesaat, tiga kata “He Yuguang” terlintas di benaknya.

Di dunia ini, selain Yuguang Ge yang bertanya apakah dia tertarik pada “Tiga Ribu Orang Gila” hanya dua hari yang lalu ketika mereka bersama, tidak ada orang lain yang tahu tentang minatnya.

Dan adik laki-lakinya, He Jichen, sekarang adalah seseorang di industri hiburan, jadi wajar baginya untuk memiliki kontak di lapangan.

Jadi itu Yuguang Ge. Itu Yuguang Ge membantu saya …

Saat Ji Yi memikirkan hal ini, dia tidak bisa membantu tetapi kembali ke meja nakalnya. Dia mengambil teleponnya, menemukan nomor He Yuguang, lalu mengiriminya SMS: “Yuguang Ge, apa kamu tidur?”

–

Setelah membaca naskah untuk “Tiga Ribu Orang Gila”, He Jichen menggosok matanya yang sakit karena berjam-jam di depan komputer. Lalu ia dengan santai meraih sebungkus rokok di atas meja dan menyalakannya.

Dia tidak merokok tetapi membiarkannya membakar di antara ujung jarinya. Dia menutup matanya dan berbaring di kursinya saat dia menghirup aroma samar tembakau.

Ketika rokok itu terbakar di tengah jalan, He Jichen menekan rokok itu ke asbak. Dia menegakkan tubuh dan mulai membentuk pendapatnya tentang naskah untuk “Three Thousand Lunatics”.

Sama seperti dia menulis dua poin, teleponnya di atas meja mengeluarkan “ding!”

Dia dengan santai meraih teleponnya dan membuka kunci layar untuk mengetahui bahwa ponsel itu kosong — dia tidak mendapatkan pesan baru. Dengan alis berkerut, dia merasa bingung sejenak. Lalu tiba-tiba dia menyadari sesuatu. Dia meletakkan telepon dan menukar telepon yang lain dengan cangkir kopi.

Saat dia mengetik keyboard dengan satu tangan, dia menggunakan tangan yang lain untuk membuka kunci ponsel.

Benar saja, ada notifikasi pesan baru. Dia Jichen dengan santai membuka kunci telepon dan terus mengetik di keyboard untuk sementara waktu. Dia menoleh, melirik ke layar, dan melihat kata-kata: “Yuguang Ge, kau bangun?” Jari-jarinya perlahan berhenti mengetik.

Dia melirik cap waktu di pesan di sudut kanan atas. Saat itu baru jam dua belas malam.

Sudah terlambat, namun dia sudah mengirim sms ke He Yuguang …

Tenggorokan He Jichen terasa seperti tersedak dan terbakar; Perasaan itu tebal dan sakit. Dia ragu-ragu sejenak ketika tangannya bergeser dari komputer ke layar ponsel. Dia mengetuk beberapa kali dan mengirim pesan: “Belum. Manman, ada apa? ”

–

Setelah dia berhasil mengirim pesannya, Ji Yi menyadari sudah terlambat. Dia menduga bahwa He Yuguang pasti sudah tidur, jadi dia tidak berpegang pada harapan bahwa dia akan menjawab. Dia dengan santai meletakkan teleponnya kembali di meja.

Setelah kembali dari perjalanan ke kamar mandi, Ji Yi berpikir bahwa karena dia ada kelas besok pagi, dia lebih baik naik ke tempat tidur. Tepat ketika dia akan memaksakan dirinya untuk tidur, telepon di bantalnya tiba-tiba menyala.

Dia menoleh dan melihat pesan He Yuguang: “Belum. Manman, ada apa? ”

Ji Yi menyusun teks di teleponnya: “Yuguang Ge, sudah terlambat. Kamu masih bangun? ”

He Yuguang menjawab: “Mm, saya sibuk dengan beberapa hal.”

Sebelum Ji Yi bisa menjawab, teks lain muncul di layar: “Mengirim pesan begitu larut malam … apakah ada sesuatu yang terjadi?”

–> Baca Novel di novelku.id <–